Angkatan Udara Amerika Tawarkan Rp91 Triliun untuk Pengganti E-8C JSTARS
E-8 JSTARS

Angkatan Udara Amerika Tawarkan Rp91 Triliun untuk Pengganti E-8C JSTARS

Angkatan Udara Amerika Serikat  telah meluncurkan tahap penawaran dalam kompetisi senilai US$6,9 miliar  atau sekitar Rp91 triliun  untuk memilih pengganti pesawawt survelians Northrop Grumman E-8C JSTARS  dengan pesawat jet kelas bisnis.

USAF mengeluarkan draft akhir dari permintaan untuk proposal pada 28 Desember untuk beberapa tim  termasuk Boeing, Lockheed Martin dan Northrop. Termasuk opsi produksi hingga  2026 untuk memasok 17  pesawat, radar pengintai, sistem komunikasi dan manajemen komanddo pertempuran dan kontrol suite.

UU Otorisasi Pertahanan Nasional yang disahkan awal bulan ini menyerukan kepada USAF untuk struktur kontrak  JSTARS Recapitalistion menekankan pada biaya murah. Tapi kalimat berikutnya dalam laporan memungkinkan Menteri Pertahanan bisa mengesampingkan persyaratan  jika ia memandang kepentingan keamanan nasional.

Angkatan Udara menyaakan Menteri Pertahanan Ashton Carter setuju untuk mengabaikan persyaratan biaya  setelah diskusi panjang di Pentagon.

“Mengingat bahasa dalam RUU kebijakan pertahanan tahun ini, kami mengambil waktu tambahan sebelum melepaskan permintaan proposal JSTARS. Dengan dukungan dari Departemen Pertahanan tentang pentingnya JSTARS untuk keamanan nasional, kita bergerak keluar untuk memberikan kemampuan [intelijen, pengawasan dan pengintaian] penting ini, “kata Sekretaris Angkatan Udara Deborah James sebagaimana dikutip Flightglobal Kamis 29 Desember 2016.

E-8C dibangun  oleh Northrop dan Defense Advanced Research Projects Agency pada 1980-an. Radar surveillance  Northrop APY-7 ini dipasang pada 17 armada Boeing 707. Sebuah tim  dalam pesawat akan menganalisis data radar menunjukkan terutama gerakan  kendaraan musuh, menginformasikan target ke  pesawat lain  atau ke komandan di darat.

Konsep ini terbukti efektif  dalam Operasi Badai Gurun pada tahun 1991, ketika sebuah sistem JSTARS eksperimental mendeteksi tentara Irak dalam jumlah besar bergerak  di badai pasir.

Selama 25 tahun kemudian, armada yang berbasis pada Boeing 707 semakin tua  meski kemampuan pengawasan terus ditingkatkan semakin canggih dan berkembang juga berkembang biak di layanan lain.

Angkatan Laut AS, misalnya, telah menggunakan  sensor udara canggih Raytheon pada  Boeing P-8A Poseidon yang berbasis pada Boeing  737, menciptakan kemampuan surveillance darat yang mirip dengan JSTARS.

Angkatan Udara Amerika Serikat  ingin memodernisasi armada JSTARS baru dengan platform baru.  Boeing menawarkan 737-700, Northrop menawarkan  Gulfstream G550 dan Lockheed mengusulkan Bombardier Global 6000. Armada JSTARS baru juga akan menggunakan sensor baru – baik radar pengawasan Northrop atau Raytheon.

Baca juga:

Evolusi Pesawat Mata-Mata Amerika