Presiden Donald Trump meminta Israel untuk tenang setelah Menteri Luar Negeri AS, John Kerry menyampaikan pidato peringatan. Dia mengatakan 20 Januari 2016 akan segera tiba yang mengacu pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat.
Trump melalui akun Twitter-nya mengatakan, pemerintahannya tidak bisa membiarkan Israel diperlakukan dengan jijik dan tidak hormat. “Mereka dulu teman baik, tapi tidak lagi. Mulai dari kesepakatan Iran dan sekarang PBB! Tetap kuat Israel, 20 Januari segera tiba!” kata Trump.
Sejumlah pihak sempat mengkritik dan mendesak presiden terpilih itu untuk menggunakan media konvensional dalam menyampaikan masalah internasional. Cuitan Trump itu dibalas oleh akun PM Benjamin Netanyahu.
“Presiden terpilih Trump, terima kasih untuk persahabatanmu yang hangat dan dukungan tegasmu untuk Israel!” kata dia. Dalam wawancara langsung, Netanyahu mengaku tidak sabar menjalin hubungan bilateral dengan Trump.
Lolosnya resolusi PBB soal kecaman permukiman Israel telah jadi babak baru ketegangan hubungan Netanyahu dengan Obama. Banyak pihak menilai Obama merusak hubungan diakhir kepengurusannya itu.
AS abstein dalam pemungutan suara pada Jumat, lalu. Ini membuat Netanyahu kebakaran jenggot dan terang-terangan menyampaikan amarahnya. Ia menuduh AS mengkhianati Israel.
Dalam pidato, Kerry mengatakan masa depan Israel dalam bahaya jika terus mendorong pembangunan permukiman. Ia menegaskan, hanya solusi dua negara satu-satunya jalan keluar dan permukiman adalah penghalang terbesar.
Netanyahu mengatakan, pidato Kerry itu bias. Ia menilai Israel tidak perlu diceramahi oleh pemimpin asing.