Bomber siluman B-2 Spirit yang dibangun era 1980-an akan mendapat senjata baru dan upgrade pada misi serangan untuk bisa terus kompeten sampai 2050.
Dalam beberapa tahun mendatang B-2 akan dipersenjatai dengan senjata nuklir digital generasi berikutnya seperti B-61 Mod 12 dengan kit ekor dan Long Range atau Stand-Off (LRSO) sebuah rudal jelajah nuklir dipandu.
B-61 Mod 12 adalah program modernisasi yang sedang berlangsung yang bertujuan untuk mengintegrasikan B-61 Mods 3, 4, 7 dan 10 menjadi varian tunggal dengan kit ekor dipandu. B-61 Mod 12 sedang direkayasa mengandalkan unit pengukuran inersia untuk navigasi.
Pejabat Angkatan Udara sebagaimana dikutip Scout Warrior mengatakan selain LRSO, B83, dan B-61 Mod 12, B-2 juga akan membawa B-61 Mod 11, senjata nuklir yang dirancang dengan kemampuan penetrasi
LRSO akan menggantikan Air Lounch Cruise Missile, atau ALCM, yang sekarang hanya dibawa oleh bomber B-52,
Di samping arsenal nuklirnya, B-2 akan membawa berbagai macam senjata konvensional seperti rudal presisi dipandu Joint Direct Attack Munitions 2.000 poun, JDAM 5.000 pound, Joint Standoff Weapons, Joint Air-to-Surface Standoff Missiles dan GBU 28 5,000-pound bunker buster weapons.
Platform juga disiapkan untuk mengintegrasikan sebuah long-range conventional air-to-ground standoff weapon yang dikenal sebagai JASSM-ER, atau Joint Air-to-Surface Standoff Missile, Extended Range.
B-2 juga dapat membawa bom konvensional 30.000 pound yang dikenal sebagai the Massive Ordnance Penetrator.
” GBU-28 (senjata bunker buster) akan masuk dan mengambil target terkubur, ” kata Mayor. Kent Mickelson, Direktur Operasi Skuadron Pelatihan Tempur 394 Angkatan Udara Amerika kepada Scout Warrior dalam sebuah wawancara.
Di samping perannya saat ini, Mickelson yang juga pilot B-2 mengatakan B-2 adalah rekayasa dengan avionik, radar dan komunikasi teknologi yang dirancang untuk mengidentifikasi dan menghancurkan target musuh dari tempat yang tinggi di atas wilayah musuh.
“Ini adalah pesawat digital. Kami memberkan dengan apa yang sering disebut sebagai kaca kokpit,” kata Mickelson.
Kaca kokpit mencakup berbagai display digital, termasuk salah satu yang menunjukkan informasi Synthetic Aperture Radar (SAR) yang memberbi gambaran tanah. “SAR memberikan pilot dengan tampilan yang realistis dari tanah yang mereka dan dapat digunakan untuk penargetan,” kata Mickelson.
B-2 memiliki awak dua orang dengan dua kursi ejeksi. Juga, kru untuk menangani kerasnya misi 40 jam.
Angkatan Udara saat ini mengoperasikan 20 B-2, dengan mayoritas dari mereka berbasis di Whiteman AFB di Missouri. B-2 dapat mencapai ketinggian 50.000 kaki dan membawa muatan 40.000 pon termasuk senjata konvensional dan nuklir.
Pesawat, yang mulai beroperasi pada tahun 1980, telah diterbangkan misi Irak, Libya dan Afghanistan. Bahkan, mengingat kemampuannya untuk terbang sejauh 6.000 mil laut tanpa perlu mengisi bahan bakar, B-2 pernah terbang dari Missouri sampai ke sebuah pulau di lepas pantai India yang disebut Diego Garcia sebelum meluncurkan misi pemboman di Afghanistan.
“Take off dari Whiteman dan mendarat di Diego Garcia adalah salah satu sorti tempur terpanjang dari B-2 yang pernah dilakuan. Pembom itu sangat sukses di Afghanistan dan sangat sukses di bagian awal dari perang di Irak dan Libya, “tambah Michelson.
Baca juga: