Pesawat tempur Gripen JAS 39 C / D Swedia dan FA-50 Korea Selatan menjadi pilihan terbaik untuk melengkapi Angkatan Udara Kroasia. Kesimpulan itu menjadi rekomendasi tim penasihat Menteri Pertahanan Kroasia yang terdiri dari pensiunan jenderal Joseph Čuletić, Josip Stimac dan Vlado Bagaric.
“Kesimpulan kami adalah bahwa Kroasia perlu untuk mempertahankan pesawat tempur dan merekomendasikan keputusan untuk mempertahankan diadopsi awal tahun depan, dan bahwa keputusan tentang pemilihan pesawat pada akhir 2017,” kata Josip Stimac sebagaimana dikutip media Kroasia Jutaranji, Rabu 28 Desember 2016
Dia menolak untuk menjelaskan kesimpulan dari tim penasehat kecuali mereka menegaskan bahwa kesimpulan telah dikirimkan ke Menteri Pertahanan dan Presiden Kroasia.
Tim penasehat untuk pencarian pesawat didirikan oleh mantan Menteri Pertahanan Joseph Buljević dan tugasnya adalah untuk menganalisis empat informasi yang tidak mengikat tentang kemungkinan melengkapi Angkatan Udara dengan pesawat baru atau bekas.
Penawaran diberi Swedia SAAB JAS 39 untuk versi C / D, Israel menawarkan F-16, Korea Selatan mengajukan FA-50 dan Prancis mengajukan Rafale.
Dalam menentukan varian terbaik untuk Angkatan Udara telah diperhitungkan penawaran teknis dan harga. Disimpulkan bahwa pengenalan dua pesawat yakni Gripen dan FA-50 paling murah, investasi minimal dalam infrastruktur dan manfaat ekonomi yang terbaik.
Menurut informasi yang tersedia, Swedia menawarkan satu skuadron pesawat baru JAS 39 versi C / D dengan pembayaran selama 15 tahun dengan masa tenggang tiga tahun.
Selain itu, jika Kroasia memutuskan memilih pesawat ini, Angkatan Udara Swedia ditawarkan empat pesawat gratis.
Penawaran harga secara resmi tidak disebutkan tetapi menurut informasi resmi, SAAB siap untuk membuat tawaran sekitar US$400 juta, tergantung pada apa senjata ke Kroasia yang dipilih. Di sisi lain, diperkirakan skuadron FA-50 juga seharga sekitar US$ 400 juta.
Baca juga:
Pemerintah Jatuh, Pengguna Twitter Kroasia Ramai-Ramai Pamer Payudara