Israel bereaksi keras dengan rencana konferensi perdamaian internasional pada pertengahan Januari 2017 yang diinisiasi oleh Prancis.
Sebagai bentuk protes. Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menyeru kepada bangsa Yahudi yang tinggal di Prancis untuk meninggalkan negara tersebut.
Terkait konferensi yang rencananya akan dihadiri sekitar 70 negara itu, Israel sudah berkali-kali menyatakan sikap, bahwa tidak akan ikut serta dalam momentum yang membuka kembali jalan perdamaian antara Palestina-Israel.
Surat kabar Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan Lieberman saat memimpin rapat partai Israel Beitna.
“Mungkin inilah waktu yang tepat untuk mengatakan kepada bangsa Yahudi di sana, Prancis bukanlah negeri kalian, tinggalkanlah dan datanglah ke Israel,” kata Lieberman seperti dilansir suarapalestina.id, Rabu 28 Desember 2016.
“Ini adalah balasan yang tepat [atas Konferensi yang akan digelar di sana],” demikian Liberman mengisyaratkan.
Dia menambahkan, “Jika kalian ingin tetap menjadi bangsa Yahudi, dan menjaga keturunan anak cucu kalian, maka tinggalkanlah Prancis, lalu segeralah berhijrah ke Israel.”
Lieberman menilai, konferensi itu diadakan bukan pada waktu yang tepat. Apalagi, menurutnya, Prancis sedang mempersiapkan diri untuk mengadakan pemilu. “Konferensi itu sejatinya hanya untuk menghakimi Israel,” sebut Lieberman. Kata dia, acara itu bertujuan untuk mengusik stabilitas Israel dan memperburuk citra Israel di dunia internasional.
Menurut data Biro Imigrasi Yahudi, jumlah bangsa Yahudi yang ada di Eropa sekitar 1,5 juta jiwa. Adapun 600 ribu di antaranya tinggal di Prancis. Pada 2015, tercatat sekitar 8.000 imigran Yahudi yang sudah meninggalkan Prancis dan kini berada di Israel.