Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump melalui akun Twitter-nya pada Kamis 22 Desember 2016 menyerukan Amerika harus sangat memperkuat kemampuan senjata nuklirnya.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan arsenal nuklir negaranya sudah lebih kuat daripada siapapun.
Apa yang disampaikan Trump menandakan Presiden terpilih itu percaya senjata nuklir AS tidak memadai. Pada akhir konferensi pers akhir tahun pada tanggal 23 Desember, ketika ditanya reaksinya terkait komentar Trump, Putin mengatakan tidak terkejut dengan berbagai pernyataan Trump tentang kebutuhan untuk membangun kembali pertahanan Amerika yang banyak dia katakana selama kampanye.
Dia melanjutkan dengan mengatakan Rusia juga perlu untuk memperkuat kekuatan nuklir strategis, terutama yang berkaitan dengan kompleks rudal yang dapat “dipercaya” menembus sistem pertahanan rudal yang ada dan kemungkinan penarikan diri Amerika dari perjanjian Anti-Rudal Balistik pada tahun 2001.
“Rusia harus hati-hati memantau setiap perubahan keseimbangan kekuatan dan dalam situasi politik-militer di dunia, terutama di sepanjang perbatasan Rusia, dan cepat mengadaptasi rencana untuk menetralisir ancaman terhadap negara kita,” tambahnya.
Meskipun demikian, Putin juga menyatakan bahwa dalam pertemuan hari sebelumnya dengan Kementerian Pertahanan Rusia dia meyakini Rusia sudah lebih kuat daripada “aggressor potensial ” di bidang persenjataan nuklir karena sejumlah faktor, khususnya Pasukan Rudal Strategis terletak di darat, dan rudal strategis kapal selam.
Kate Hudson, Ketua Kampanye Perlucutan Senjata Nuklir (CND), mengaku benar-benar terkejut dengan pernyataan Trump.
Amerika Serikat saat ni telah memiliki lebih dari 7.000 senjata nuklir, dengan masing-masing memiliki ukuran berkali-kali lipat dibandingkan bom nuklir Hirosima sehingga bisa dibayangkan bagaimana daya rusaknya.
“Amerika Serikat sudah memiliki kapasitas untuk menghancurkan semua kehidupan di Bumi berkali-kali,” kata Hudson kepada Sputnik Jumat 23 Desember 2016.
Hudson mengatakan ada sekitar 240 senjata nuklir sudah berlokasi di Eropa, pada enam pangkalan yang terletak di Belgia, Jerman, Italia, Belanda dan Turki.
Per Maret 2016, jumlah senjata nuklir di dunia berdiri di 15.375 senjata, dengan 93% dipegang oleh AS dan Rusia. Sejak akhir Perang Dingin pada tahun 1991, AS dan Rusia telah bekerja untuk membatasi produksi dan memotong stok yang ada.
Baca juga: