China diperkirakan telah mengirimkan lebih banyak system rudal permukaan ke udara dari daratan ke Laut China Selatan. Komunitas intelijen Amerika Serikat memperkirakn rudal baru ini pada akhirnya akan segera ditempatkan di wilayah yang disengketakan.
Rudal-rudal baru telah dilihat oleh satelit intelijen Amerika di provinsi Hainan. Meski Hainan bukan pulau yang disengkatan, para pejabat Amerika Serikat menilai itu hanya sementara sebelum rudal akan dikerahkan segera ke Kepulauan Spratley atau Woody Island.
Sebagaimana dilaporkan Fox News Jumat 23 Desember 2016, kedua sistem rudal yang terlihat di pulau Hainan dikenal sebagai CSA-6b dan HQ-9. CSA-6b adalah gabungan sistem rudal jarak dekat dengan jarak 10 mil dan juga mengandung senjata anti-pesawat. Sementara HQ-9 adalah sistem yang memiliki jangkauan 125 mil, dan diperkriakan didasarkan pada system S-300 Rusia.
Hal ini menjadi penyebaran terbaru dari peralatan militer China setelah China mengembalikan sebuah kapal bawah air tak berawak milik Amerika Serikat yang diambil di Laut China Selatan. Pentagon menuduh sebuah kapal Angkatan Laut China mencuri drone yang beroperasi di wilayah internasional tersebut.
Eskalasi datang minggu lalu setelah Presiden terpilih-Donald Trump menerima telepon ucapan selamat dari Presiden Taiwan yang membuat China marah.
Pada Februari 2016 lalu dilaporkan China telah mengerahkan rudal permukaan ke udara ke Pulau Woody di Laut China Selatan. Tetapi belum mengerahkan rudal ke tujuh pulau buatan manusia dalam rantai pulau Spratly. Minggu lalu citra satelit sipil yang didapat think-tank Washington, DC menunjukkan emplacement gun di semua pulau-pulau yang disengketakan, tetapi bukan rudal.
China juga menerbangkan bomber jarak jauh di sekitar Laut China Selatan untuk pertama kalinya sejak Maret 2015 sehari setelah Trump menerima telepon Presiden Taiwan.
Baca juga:
https://www.jejaktapak.com/2016/06/11/hq-9-china-vs-f-22-raptor-apa-yang-akan-terjadi/