Helm F-35 Seharga Rp5 Miliar Masih Belum Beres

Helm F-35 Seharga Rp5 Miliar Masih Belum Beres

Sebuah  perangkat lunak yang dirancang untuk membuat helm  F-35 agar  lebih mudah digunakan  pilot Angkatan Laut dan Korps Marinir mendarat di kapal pada malam hari masih belum bisa memecahkan masalah.

Salah satu masalah yang ditemukan pilot F-35C yang berbasis kapal induk dan F-35B yang digunakan korps Marinir dalam uji pesawat tahun ini adalah simbologi pada helm seharga US$400 ribu atau sekitar Rp5,1 miliar itu masih terlalu terang dan mengganggu  pilot mendarat di operator atau kapal amfibi dalam kondisi cahaya rendah.

Ketua Program Joint Strike Fighter Letnan Jenderal Christopher Bogdan kepada wartawan mengatakan selama tahap uji perkembangan akhir untuk F-35C di kapal pembawa George Washington pada bulan Agustus, para pejabat mengatakan Military.com mereka menguji  software baru yang khusus dirancang untuk mengatasi masalah “cahaya hijau”  pada helm F-35, yang dapat membuatnya sulit bagi pilot untuk mendeteksi sumber cahaya luar dan isyarat  yang mereka butuhkan untuk mendaratkan pesawat dengan aman.

Bogdan mengatakan ada rencana untuk  memperbaiki hardware untuk helm, yang dirancang untuk streaming informasi real-time ke visor dan memungkinkan pilot untuk  memproyeksikan gambar dari kamera terpasang di sekitar pesawat.

Tapi sebelum perbaikan yang diselesaikan,  pilot F-35B dan F-35C  akan membuat perubahan operasional untuk mengurangi silau dari helm. Kemungkinan dengan termasuk  menyesuaikan skema cahaya pada pesawat, mengubah bagaimana pilot berkomunikasi selama penerbangan malam, dan mungkin mengubah cara mereka menggunakan helm selama penerbangan ini.

“Kami berpikir dalam jangka pendek kita perlu membuat beberapa perubahan operasional, dan dalam jangka panjang kita akan mencari beberapa perubahan hardware,” kata Bogdan sebagaimana dikutip Dodbuzz Senin 19 Desember 2016.

Jendela untuk membuat penyesuaian tersebut cepat menutup. Pertama skuadron F-35B diharapkan untuk bergerak maju ke basis permanen baru di Jepang pada menjelang Januari dari 2.018 penyebaran kapal di Pasifik. F-35C juga diharapkan untuk menyebarkan kapal pembawa untuk pertama kalinya pada 2018.

Baca juga:

Melihat Cara Kerja Helm Rp5,1 Miliar Milik F-35