Habiskan Rp167,5 M Per Hari, Kenapa Tetap Sulit Kalahkan ISIS?

Habiskan Rp167,5 M Per Hari, Kenapa Tetap Sulit Kalahkan ISIS?

A-10 Warthog mengisi bahan bakar di udara saat misi Resolve Inherent
A-10 Warthog mengisi bahan bakar di udara saat misi Resolve Inherent

Kampanye udara Mosul  dilakukan di atas kota padat  penghuninya dan  sebagian besar tinggal di rumah mereka, membuat beberapa serangan akan sangat berisiko memunculkan korban sipil. Hal ini sekaligus meningkatkan  kebutuhan untuk amunisi presisi berkadar rendah.

“Tingkat kecanggihan adalah hal yang paling besar dibutuhkan  di Mosul dibandingkan  beberapa konflik masa lalu,” kata Brigjen Angkatan Darat AS Scott Efflandt, yang mengepalai pusat operasi AS-Irak di Irbil, ibukota Kurdistan Irak di sebelah timur Mosul.

“Di sini kecanggihan musuh, kompleksitas dan ruang lingkup dan ukuran kota membuat bertarung jauh lebih sulit, katanya.

Para pejabat AS menjelaskan berbagai langkah yang diperlukan untuk mengotorisasi setiap serangan udara, termasuk verifikasi intelien. Para pejabat Pentagon mengatakan jarang mereka mengambil serangan yang mereka tahu akan membunuh warga sipil.

Pada saat yang sama, militer AS  mengakui bahwa serangan udara telah menewaskan sedikitnya 119 warga sipil di Irak dan Suriah sejak 2014. Kelompok pemantau  mengatakan angka yang benar adalah kemungkinan jauh lebih tinggi. Upaya untuk melumpuhkan pertahanan ISIS di Mosul akhirnya menunjukkan kekuatan sekaligus  keterbatasan operas udara koalisi.

Meski serangan udara telah mampu menghancurkan  pabrik bom mobil dan  mortir ISIS, pejabat Pentagon  mengakui bahwa militan telah beradaptasi dengan taktik AS, termasuk aturan  menghindari korban sipil.

Dalam satu insiden baru-baru ini, militan menembakkan mortir dari antara bangunan asrama yang  terletak di sebuah universitas di Mosul yang menyulitkan untuk ditembak. Menurut pejabat militer AS di Irak, tidak ada serangan untuk menghancurkan target itu.

Baik pesawat AS dan sekutu selalu mampu merespon dalam waktu cepat untuk melindungi pasukan Irak atau warga sipil di garis tembakan. Tetapi akan sangat sulit ketika mereka bergabung dengan warga sipil.

Sekitar pukul 17:30 pada 20 November 2016, para pejabat AS yang mengawasi operasi udara menerima laporan  dari pasukan kontraterorisme Irak di daerah Mosul bahwa pejuang ISIS  telah mengumpulkan sekelompok warga sipil di daerah terbuka di dalam kota, dan tampaknya mempersiapkan untuk mengambil tindakan terhadap mereka.

Sebuah drone diarahkan ke situs untuk mengetahui lebih lanjut. Melalui gambar yang diambil drone   para pejabat militer  bisa melihat militan memenggal kepala seorang warga sipil, kemudian menembak dua lagi.

Para pejabat segera meminta izin untuk menyerang mereka dengan  tembakan tidak akan dlakukan pada kerumunan masa tetapi pada  daerah tepat di belakang mereka. Enam menit kemudian, sebuah pesawat berada di tempat dan siap untuk menembak. Bom dipandu laser meledak tepat di belakang kelompok massa dan membuat mereka berhamburan.

Ternyata itu hanya menjadi efek sementara. Kurang dari 20 menit kemudian, para militan kembali, dan mulai mengubur mayat yang menjadi korban.