Site icon

Jarak Serang BrahMos akan Ditingkatkan Dua Kali Lipat

India dan Rusia  sepakat untuk memperluas jangkauan serangan dari rudal jelajah supersonic BrahMos PJ-10.

Menteri Negara untuk Pertahanan Subhash Bhamre mengatakan kepada parlemen negaranya mengatakan bahwa kedua negara memutuskan untuk terlibat dalam  bersama pekerjaan pengembangan teknis pada bulan Juni setelah India bergabung dengan Missile Technology Control Regime (MCTR).

Sebelumnya, pembatasan dalam perjanjian MCTR melarang Moskow  menyediakan sistem yang diperlukan Organisasi Penelitian dan Pengembangan Pertahanan New Dehli  (DRDO) untuk  memungkinkan rudal untuk memperluas di luar jangkauan saat ini sejauh 292 km.

Sebagaimana dilansir Sputnik News Selasa 20 Desember 2016, kesepakatan itu memungkinkan BrahMos bisa mencapai kisaran dua kali lipat hingga  600 km. Kesepakatan telah diselesaikan pada  Oktober lalu.

Pada akhir Oktober, pensiunan Angkatan Darat India dan analis pertahanan Brigadir Jenderal Rahul Bhonsle menjelaskan, “Dengan kisaran 300-kilometer, BrahMos harus dikerahkan relatif lebih dekat ke daerah yang dituju. Sekarang akan ada fleksibilitas yang lebih besar dalam hal daerah penyebaran, sehingga akan memberikan  kejutan ,” katanya sebagaimana dilansir  Defense News.

Diproduksi di Hyderabad, India selatan, BrahMos dan variannya yang dikonfigurasi dari rudal anti-kapal P-800  Oniks  kapal (SS-N-26 ‘Strobile’) yang digunakan oleh Angkatan Laut Rusia. Militer New Delhi telah menggunakan rudal jelajah ini selama hampir sepuluh tahun, dan tes juga telah dilakukan untuk varian yang dibawa jet tempur Su-30MKI.

Saat ini sekitar 65 persen  elemen BrahMos disediakan oleh Moskow, termasuk system radar pencari  dan mesin ramjet.

India juga telah bisa  mengekspor rudal yang menunjukkan persoalan hak kekayaan ilmiah telah selesai. Pada Juni lalu Kementerian Pertahanan India setuju  untuk memasok Vietnam dengan BrahMos sementara para pejabat India mengatakan Malaysia, Filipina, Indonesia, Argentina, Thailand, Bulgaria, Chile, Uni Emirat Arab, Afrika Selatan dan Brasil juga menyatakan minat dalam memperoleh rudal tersebut.

Baca juga:

Mampukah BrahMos Lindungi Vietnam dari China?

Exit mobile version