Tidak lama setelah penerbangan pertama balon udara pada tahun 1783, pesawat ini digunakan untuk tujuan observasi militer. Korps Udara Prancis untuk pertama kali menggunakan balon guna misi pengintaian dalam Pertempuran Fleurus saat Revolusi Perancis pada 1794.
Sekitar 80 tahun kemudian, saat Perang Prancis-Prusia, Prancis kembali membawa balon ke langit, tapi kali ini musuh mencoba untuk menembak jatuh mereka.
Kota Paris dikepung oleh pasukan Prusia pada tanggal 19 September 1870. Hanya empat hari kemudian, balon Neptunus meninggalkan kota dan bepergian 52 mil ke Craconville dengan 276 lbs surat dan pilot.
Tak lama setelah itu, Prancis mulai melakukan penerbangan balon biasa untuk membuat orang keluar dari kota dan berkomunikasi dengan pasukan militer di pedesaan. Pada akhirnya, 66 balon terbang dari Paris selama pengepungan, mengangkut 164 penumpang, persediaan, dan kira-kira 2,5 juta surat.
Seperti yang Anda bayangkan, Prussia tidak duduk diam membiarkan Prancis memasuki dan meninggalkan Paris sekehendak mereka. Alfred Krupp, anggota dari keluarga Krupp, yang terkenal memproduksi artileri baja dan persenjataan, mengembangkan Ballonabwehrkanone, atau senjata pertahanan balon yang dikenal sebagai Ballon Kanone. Senjata ini berupa breech-loading cannon 37 milimeter yang dipasang di kereta sehingga dapat didorong ke posisi dan menembak balon.
Senjata menggunakan stock mirip dengan popor senapan dan sebuah folding sight attached untuk membidik balon. Prusia menggunakan Ballon Kanone dengan keberhasilan moderat. Mereka berhasil menembak dan menangkap lima balon Prancis dan mungkin menembak tiga lagi yang dinyatakan hilang.
Balon terakhir meninggalkan Paris pada tanggal 28 Januari 1871, hari di mana gencatan senjata yang menyebabkan penyerahan Prancis ke pasukan Jerman. Saat pesawat semakin canggih, demiian juga dengan senjata anti-pesawat yang terus berkembang dan kembali digunakan dalam Perang Dunia I.
Dua Ballon Kanones dipamerkan untuk umum di Jerman, satu di Musuem Sejarah Senjata di Berlin dan yang lainnya di Museum Sejarah Bundeswehr di Dresden Jerman.
Sumber: Popular Mechanics