Evakuasi wilayah terakhir yang diduduki pemberontak di kota Aleppo, Suriah, pada Jumat terhenti setelah milisi propemerintah menuntut agar orang-orang cedera juga dibawa keluar dari dua desa Syiah yang dikepung para pemberontak.
Hari kedua operasi pemindahan para pemberontak dan warga sipil dari daerah yang diduduki kelompok pemberontak di Aleppo terhenti karena berbagai pihak saling melemparkan tuduhan.
“Aleppo saat ini bagaikan neraka,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Ban Ki-moon kepada para wartawan. “Saya sangat menyesalkan bahwa kita harus menghentikan operasi ini.” Dalam perang saudara yang telah berlangsung selama hampir enam tahun, Aleppo terbagi antara wilayah yang dikendalikan pemerintah dan yang diduduki pemberontak.
Rusia mengatakan tentara Suriah sudah menempatkan seluruh distrik di Aleppo timur di bawah kendalinya kendati pasukan pemerintah terus menekan daerah-daerah terisolasi, tempat para petempur oposisi terus melakukan perlawanan.
Sumber-sumber di kalangan pemberontak mengatakan para milisi Syiah propemerintah melancarkan tembakan terhadap iring-iringan evakuasi dari Aleppo timur dan melakukan perampokan. Sumber militer Suriah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan iring-iringan memutar balik.
“Kami mengembalikan mereka ke tempat-tempat mereka,” ujarnya.
Kelompok yang berpusat di Inggris dan pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights, mengatakan sekelompok mobil ambulans dan mobil pengangkut ratusan warga sipil dan pemberontak dihentikan oleh sejumlah pria bersenjata pendukung pemerintah di pos pemeriksaan Aleppo barat daya.
Para pemberontak di Aleppo timur bersiaga setelah pasukan propemerintah mencegah para warga sipil meninggalkan kota. Pasukan itu juga menempatkan persenjataan berat di jalanan di wilayah itu, kata seorang komandan kelompok pemberontak.
Seorang sumber di kalangan pejabat Suriah mengatakan evakuasi dihentikan karena kelompok pemberontak berupaya menyelinapkan orang-orang yang mereka culik untuk keluar bersama mereka dari Aleppo. Kalangan pemberontak juga berusaha menyembunyikan persenjataan di dalam tas.
Pernyataan tersebut dibantah oleh kelompok pemberontak yang berada di Aleppo.
Sementara itu, media milik kelompok Hisbullah propemerintah melaporkan bahwa sejumlah pengunjuk rasa menghadang jalan dan menuntut agar orang-orang yang cedera di desa Syiah yang dikepung pemberontak di dekat provinsi Idlib, Foua dan Kefraya, juga harus dipindahkan.
Iran, salah satu sekutu utama Suriah, telah meminta agar desa-desa tersebut dimasukkan dalam kesepakatan gencatan senjata, kata pemberontak dan beberapa pejabat PBB.
Kekacauaan yang menyelimuti proses evakuasi Aleppo tersebut menggambarkan kerumitan perang di Suriah. Barisan kelompok dan kepentingan asing terlibat mendukung pihak-pihak yang bertikai.a8