Jepang meminta militer Amerika Serikat untuk menggrounded seluruh MV-22 Osprey yang ada di Jepang. Permintaan ini dikeluarkan setelah kecelakaan yang dialami Osprey di lepas pantai Okinawa Selasa 12 Desember 2016.
Menteri Pertahanan Jepang Tomomi Inada kepada wartawan mendesak Letjen Jerry Martinez, komandan militer Amerika di Jepang untuk melarang terbang semua pesawat itu.

Martinez, sebagaimana dikutip Inada, berjanji untuk melakukan upaya terbaik guna mengatasi masalah lokal tentang keamanan pesawat.
Foto udara yang diambil oleh Kyodo menunjukkan puing badan pesawat dan bagian sayap terlihat di perairan dangkal lepas pantai Nago.
Marinir Amerika Serikat mengatakan semua awak yang berjumlah lima orang telah diterbangkan ke rumah sakit dalam kondisi selamat.
“Ini menyedihkan bahwa kecelakaan itu terjadi pada saat orang di Okinawa dan daerah lain di Jepang sedang memberi minat yang besar terhadap keselamatan Osprey,” kata Inada. Perdana Menteri Shinzo Abe juga menggambarkan kecelakaan itu sebagai “sangat menyedihkan.”
Kecelakaan itu datang pada saat konfrontasi antara pemerintah pusat dan prefektur Okinawa terkait rencana untuk memindahkan pangkalan Korps Marinir AS Futenma. Selain itu Okinawa juga mendesak agar fasilitas militer Amerika di daerah itu ditutup.
Osprey sebagaimana dilaporkan sebelumnya mendarat darurat sekitar 1 kilometer di lepas pantai timur Pulau Okinawa pada Selasa sekitar pukul 9:30 waktu setempat.
Sebuah helikopter Penjaga Pantai Jepang menemukan pesawat pada karang sekitar 80 meter dari Nago pada Rabu sekitar 1:45.
Helikopter milik pangkalan Futenma di kota Ginowan ini diyakini sedang melakukan pelatihan pada saat kecelakaan itu. “Saya telah diberitahu bahwa (pesawat) tidak kehilangan kontrol tetapi melakukan pendaratan di air atas inisiatif sendiri,” kata Inada.