Secanggih apapun kapal selam, dia menghadapi risiko tinggi ketika beroperasi di bawah air dengan kedalaman tinggi. Bukan hanya dari serangan senjata musuh, masalah teknis yang ada di kapal selam bisa menjadi pembunuh yang sangat mengerikan.
Ketika masalah terjadi, kapal selam akan meluncur ke dasar laut yang sangat dalam yang memberi tekanan tinggi hingga berisiko menjadikan kapal meledak. Menyelematkan kru kapal selam yang kandas adalah misi yang sangat rumit.
Saat kapal selam menghadapi masalah di bawah air, tidak semua kapal permukaan yang bisa mencapai titik kecelakaan bisa memberikan pertolongan karena membutuhkan teknik dan tekonologi khusus untuk bsia menyelamatkan awak yang berada ribuan kaki di bawah permukaan air.
Itu sebabnya Angkatan Laut memiliki Submarine Rescue Diving and Recompression System (SRDRS) yakni tiga bagian sistem yang dapat mencapai sebuah kapal selam yang terjebak 2.000 kaki di bawah permukaan dan memulihkan kapal selam. SRDRS dapat digunakan di mana saja di dunia dalam waktu maksimum 72 jam.
Banyak kapal sipil dan militer yang dapat membawa SRDRS dan sistem dapat dengan cepat diinstal pada setiap kapal yang tepat yang dikenal sebagai “vessel of opportunity.” Setelah lokasi kapal selam yang rusak teridentifikasi SRDRS segera dikirim baik dengan pesawat atau kapal.
The Undersea Rescue Command yang mengoperasikan SRDRS biasanya ditempatkan di lokasi yang dekat dengan pelabuhan dan lapangan terbang yang mampu untuk pesawat rakasasa sekelas C-5 bisa beroperasi sehingga bisa membawa kapal selam penyelamat itu ke mana saja di dunia.

Ketika awak Angkatan Laut dan sistem tiba di lokasi kapal selam, seorang penyelam mengenakan Atmospheric Dive System 2000 diturunkan ke lokasi di mana kapal selam berada di dasar laut.
ADS2000 memungkinkan seorang pelaut menyelam ke kapals elam dan memeriksanya. Jika penyelam melihat masih ada tanda-tanda kehidupan maka dia bisa segera menginformasikan tim untuk segera meluncurkan misi penyelematan. Dia juga akan mulai menghapus apapun yang menghalangi palka kapal selam dan sekitarnya.
Selanjutnya, modul penyelamatan yang dioperasikan dari jarak jauh diturunkan ke dalam air dan turun menuju kapal selam. Ketika mencapai kapal selam, kapal selam menempatkan sebuah pintu yang tesedia di lambung kapal selam ke bagian palka untuk kemudian membuka palka kapal selam hingga kedua kapal tersambung tanpa ada air yang masuk.
Para pelaut yang terjebak kemudian memanjat dari kapal selam mereka msauk ke PRM. Sebanyak 16 pelaut dapat dibawa dilakukan oleh PRM sekali jalan.

Setelah 16 pelaut aman di kapal PRM, kemudian dikirimkan ke Submarine Decompression Chamber yang memiliki 32 kursi. Ini menjadi kapal selam transit untuk menyesuaikan tekanan pada tubuh korban sebelumnya sampai mereka mencapai sistem hiperbarik pada kapal permukaan. Hal ini untuk mencegah penyakit dekompresi yang akan mereka hadapi jika mereka bergegas ke permukaan.

Sementara PRM kembali ke kapal selam untuk menyelamatkan lain 16 pelaut. PRM terhubung dengan kabel yang menyediakan daya dari permukaan hingga dapat beroperasi mengangkut korban beberapa jam sampai bisa menyelematkan semua orang.
Sistem sebelumnya milik US Navy yakni Deep Submergence Resce Vehicles Kelas Mystic, menggunakan baterai yang perlu di isi di tengah-tengah penyelamatan.
Untuk kapal selam yang tenggelam pada kedalaman kurang dari 850 kaki, Angkatan Laut Amerika dapat menyebarkan Submarine Penyelamatan Chamber Lembut Sistem. SRCFS adalah tabung menyelam yang diturunkan untuk kapal selam melalui kabel terpasang ke kapal selam dengan seorang penyelam. Pelaut naik ke dalam ruang tabung dan diangkat ke permukaan.
Baca juga: