Pada 4 Desember 1992, atau 24 tahun lalu, Presiden Amerika Serikat GeorgeHerbert Walker Bush memerintahkan 28.000 tentaranya pergi ke Somalia pada 4 Desember 1992. Perintah itu menjadi misi militer yang disebut sebagai ‘Pekerjaan Tuhan’ untuk mengatasi perang yang melanda salah satu negara di timur Afrika tersebut.
Bush menjelaskan AS akan bertindak menyelamatkan lebih dari satu juta jiwa di Somalia. Ia juga meyakinkan operasi akan dilakukan sesuai keperluan dan tak akan diperpanjang kecuali dengan alasan yang benar-benar dibutuhkan.
Pasukan AS dikirim sebagaimana permintaan pasukan PBB yang tidak mampu mengendalikan sejumlah faksi di Somalia. Situasi keamanan kian memburuk dan ribuan ton makanan yang akan dikirimkan kepada warga sipil terhalang dan menyebabkan seperempat penduduk negara itu terancam kelaparan.
Dengan kehadiran pasukan militer AS dan beberapa negara lain, PBB berhasil mendistribusikan makanan yang dibutuhkan warga Somalia. Namun, pertempuran antarfaksi terus berlanjut. PBB tak memiliki rencana efektif menghentikan konflik.
Salah satu pertempuran terkenal dalam misi ini adalah Pertempuran Mogadishu yang terjadi antara pasukan Amerika Serikat dan pejuang gerilya Somalia yang setia kepada warlord Mohamed Farrah Aidid. Pertempuran terjadi pada 3 Oktober 1993 di distrik Black Sea di Mogadishu, Somalia.
Satu tim Pasukan Khusus AD AS melakukan sebuah operasi yang melibatkan perjalanan dari “compound” mereka di pinggiran kota untuk menangkap pemimpin militia Aidid. Pasukan serang tersebut terdiri dari 19 pesawat, 12 kendaraan, dan 160 orang. Selama operasi, dua helikopter MH-60 ditembak jatuh oleh RPG, dan tiga lainnya rusak.
Beberapa tentara berhasil mengevakuasi yang terluka kembali ke “compound”, namun lainnya terperangkap di lokasi jatuhnya dan terpotong. Peperangan di kota terjadi pada malam hari. Esok pagi harinya, sebuah pasukan tugas gabungan dikirim untuk menyelamatkan pasukan yang terperangkap. Dia terdiri dari pasukan dari Pakistan, Malaysia, dan tentara AS dari Divisi Gunung ke-10.
Mereka membentuk 60 kendaraan, termasuk tank Pakistan, pembawa personel lapis baja Condor Malaysia, dan didukung oleh Hughes H-6 AS dan UH-60 Black Hawk. Pasukan gabungan ini mencapai lokasi jatuh pertama dan membawa pasukan yang terperangkap keluar. Lokasi jatuh ke-2 terlewatkan; pasukan Amerika yang terperangkap dijadikan tawanan, namun kemudian dilepas.
Diperkirakan pertempuran ini mengakibatkan kematian sekitar 1000 militer dan penduduk Somalia, dan melukai sekitar 3000-4000 orang. Sedangkan 19 tentara Amerika tewas, dan 73 lainnya terluka. Satu tentara Malaysia tewas, 1000 luka luka dan 2.000 di tawan; dua tentara Pakistan juga terluka.
Pasukan kemanusiaan AS akhirnya justru akhirnya terlibat dalam konflik politik di Somalia. Misi menjadi kontroversial hingga akhirnya dibatalkan oleh presiden baru AS, pengganti Bush yaitu Bill Clinton pada 1993.
Baca juga: