Xi Jinping: Militer China Harus Direformasi, Atau Terkapar dalam Satu Serangan Cepat
sputnik

Xi Jinping: Militer China Harus Direformasi, Atau Terkapar dalam Satu Serangan Cepat

Presiden China Xi Jinping terus menjalankan program reformasi militernya dengan mengurangi postur personel menjadi lebih kecil. Jinping mengatakan Sabtu 3 Desember 2016, jika   reformasi  diperlukan tidak segera dilakukan, maka militer akan ketinggalan dan mempengaruhi kemampuan berperang.

Xi Jinping mengatakan militer China harus menjadi lebih kecil tetapi lebih mampu. Hal ini menegaskan rencana pemangkasan besar-besaran jumlah personel militer China tetap akan dilakukan.

Presiden Xi pada September lalu membuat keputusan mengejutkan dengan  akan memangkas jumlah tentara hingga  300.000  orang, atau sekitar 13 persen dari total kekuatan militer yang berjumlah 2,3 juta dan merupakan kekuatan militer terbesar dunia.

Pengurangan tersebut diambil pada saat China mengalami pelemahan pertumbuhan ekonomi dan para pemimpin negara itu harus bergulat dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Pada Oktober lalu, ratusan tentara yang menjadi korban pengurangan tersebut menggelar aksi protes di Beijing.

Pengurangan tersebut merupakan bagian dari upaya memodernisasi militer China, meninggalkan sistem lama era Uni Soviet dengan menekankan senjata teknologi tinggi seperti jet tempur stealth. Saat berbicara pada pertemuan dua hari membahas reformasi militer Sabtu, Xi menegaskan militer tidak harus terpaku pada cara-cara lama dan harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.

“Kalau tidak begitu, angkatan bersenjata yang kuat akan menjadi ketinggalan zaman, atau malah langsung terkapar oleh satu kali serangan cepat,” kata Xi seperti yang dikutip Reuters dari kantor berita Xinhua.

“Sejarah dan realitas mengajarkan kita kekuatan militer, jika tidak mengikuti perkembangan zaman, maka akan ketinggalan juga dalam ideologi perang. Militer China harus lebih fokus kepada kemajuan teknologi, tidak hanya mengandalkan jumlah personel. Perubahan ini sangat penting dan tidak bisa dihindari,” katanya.

Meski militer China tidak pernah berperang dalam beberapa dekade terakhir, tapi pemerintah menegaskan mereka tidak punya niat bermusuhan, karena yang dibutuhkan adalah kemampuan mempertahankan diri sebagai kekuatan ekonomi nomor dua dunia.

Baca juga:

5 Hal Yang Harus Diketahui Tentang Strategi Baru Militer China