Pasukan khusus Irak yang bertempur untuk mengusir ISIS di wilayah timur Mosul mengklaim telah menewaskan hampir 1.000 anggota kelompok tersebut. Tetapi kini pertempuran menjadi lambat karena musuh telah bersembunyi di antara ribuan warga sipil di kota terbesar kedua di Irak tersebut.
Dalam serangan yang telah berlangsung selama enamm minggu, pasukan Irak telah merebut hamper setengah dari wilayah Mosul Timur dan bergerak dari distrik ke distrik dengan di bawah ancaman sniper, pembom bunuh diri, dan bom mobil ISIS.
Pasukan elite Irak yang dikenal sebagai “Golden Division”, adalah satu-satunya brigade yang telah memasuki Mosul dari timur, dengan tentara Irak, polisi federal dan unit Peshmerga Kurdi yang mengelilingi kota di utara dan selatan. milisi Syiah mencoba untuk merangsek dari barat.
Unit Anti Terorisme yang dilatih Amerika ini telah mendobrak pertahanan ISIS pada akhir Oktober, tapi telah diperlambat oleh taktik mobile militan ‘dan kekhawatiran jatuhnya korban sipil.
“Kemajuan lebih cepat di awal. Alasannya adalah kami beroperasi di daerah tanpa penghuni,” kata Mayor Jenderal Abdul Ghani al-Asadi, salah satu komandan pasukan khusus sebagaimana dikutip Reuters Senin 28 November 2016.
“Kami telah tiba di distrik dengan penduduk padat. Jadi kami harus melindungi warga sipil.”
Ia mengatakan sekitar 990 gerilyawan telah tewas dalam pertempuran di timur. Namun dia tidak akan akan mengatakan berapa banyak korban di pihak pasukan khusus pemerintah.
“Kami telah membuat perubahan rencana, sebagian karena sifat perubahan musuh. ISIS tidak berada di satu lokasi tetapi terus bergerak,” katanya.
“Tank tidak bekerja di sini, artileri tidak efektif. Pesawat dari pasukan koalisi dan angkatan udara dibatasi karena warga sipil.”
Pemerintah Irak telah meminta warga sipil di Mosul untuk tinggal di rumah selama serangan ofensif, tetaou organisasi kemanusiaan mengatakan mereka tidak dapat mengatasi masuknya ratusan ribu orang yang mengungsi dari kota. Lebih dari satu juta orang diyakini tetap di kota terbesar setelah Bagdhad itu.
Mosul merupakan benteng terakhir ISIS di Irak sehingga mengalahkan kelompok ini disebut menjadi factor penting. Tetapi sejumlah pemimpin militer Irak mengatakan pertempuran bisa berlangsung lama. Puluhan kabupaten harus diambil di timur sebelum pasukan mencapai Sungai Tigris yang membagi Mosul menjadi timur dan barat. serangan udara AS telah menghancurkan empat dari lima jembatan yang digunakan oleh militan.
Mayor Jenderal Najm al-Jubbouri, salah satu komandan tentara, mengatakan kepada Reuters bahwa bagian barat kota bisa menjadi lebih berbahaya.
Di selatan, brigade tentara Irak sekarang maju secara perlahan-lahan merebut sejumlah desa yang tersisa sebelum mencapai batas kota.
Untuk wilayah barat, milisi Syiah sebagian besar didukung Iran telah memotong jalan raya ke Suriah, tetapi mereka belum sampai ke kota. Perkiraan awal menyebutkan di Mosul terdapat sekitar 5.000-6000 militan ISIS.
Baca juga: