Beberapa waktu lalu dilaporkan jet tempur J-16 China terbang dengan membawa sebuah rudal udara ke udara yang misterius. Kini diketahui rudal tersebut adalah rudal udara hipersonik jarak jauh.
Uji tembak rudal tersebut juga dikabarkan berhasil dengan menghancurkan drone dari rentang yang cukup panjang.
Rudal itu memiliki panjang sekitar 28 persen dari panjang J-16, yang memiliki ukuran 22 meter. Rudal memiliki diameter kira-kira 13 inci diameter dan tampaknya memiliki empat tailfins. Dengan ukuran itu maka rudal bisa dikategorikan sebagai rudal udara ke udara sangat jauh atau very long range air to air missile (VLRAAM).
Rudal kelas ini memiliki rentang terbang lebih dari 300 km (sekitar 186 mil), kemungkinan max antara 250 dan 310 mil. Sebagai perbandingan, rudal R-37 Rusia yang memiliki panjang 13,8 kaki, dan diameter 15 inci rudal memiliki jangkauan 249 mil.
Dengan kemampuan ini rudal tersebut tentu akan sangat mudah untuk mengejar dan membentur ke pesawat milik Amerika tau NATO.
Mesin roket kuat VLRAAM akan mendorong hingga kecepatan 6 Mach yang akan meningkatkan no escape zone (NEZ) yang merupakan daerah di mana target tidak bisa berlari lebih cepat ataupun melawan rudal.
Sebagaimana ditulis Popular Science, VLRAAM adalah salah satu rudal udara ke udara terbesar di dunia yang memiliki fitur canggih lainnya termasuk radar AESA, infrared/electro-optical seeker (di bawah penutup kuning-oranye di bagian depan atas nosecone), dan navigasi satelit untuk mengoreksi arah di tengah jalan.
Rudal ini memiliki radar AESA besar yang digunakan dalam fase penerbangant ernimal untuk mengunci target . Ukuran radar AESA sekitar 300-400% lebih besar dibandingkan yang digunakan dalam rudal udara ke udara jarak jauh membuatnya sangat efektif terhadap target yang jauh dan tersembunyi. Selain itu rudal juga akan tahan terhadap gangguan elektronik dan spoofing.