Rusia membawa lagi pembom supersonik TU-160 Blackjack ke garis produksi. Varian terbaru dan paling canggih dari pesawat yang juga dikenal sebagai White Swan atau angsa putih ini akan dikenal sebagia Tu-160M2 dan diperkirakan akan melepas pada akhir 2018. Setelah itu pesawat akan masuk ke produksi skala penuh pada 2021.
Pesawat ini dibangun sembari menunggu pengembangan bomber generasi terbaru PAK-DA yang diperkirakan terkendala sejumlah hal dalam pengembangannya baik secara teknis maupun ekonomis. Kementerian Perthanan berencana untuk membeli setidaknya 50 pesawat.
Perbaikan terbesar dari pesawat baru dibanding pendahulunya kemungkinan terletak pada elektronik ditambah upgrade mekanik yang tidak akan begitu luas untuk membuat pesawat lebih mudah dalam mempertahankan dan memperluas masa pakainya.
Ini adalah kedua kalinya Rusia mengumumkan dimulainya kembali produksi Tu-160. Sebelumnya pada 2006 sebanyak 14 pesawat baru direncanakan akan dibangun. Tetapi rencana itu dibatalkan pada 2013 karena diakui terlalu mahal. Moskow mengganti dengan meluncurkan program pembangunan bomber jarak jauh baru yang disebut seabgai PAK-DA yang akan terbang pertama pada 2020.
Tetapi akhirnya Rusia harus kembali menghadapi kenyataan pahit bahwa PAK-DA juga terlalu mahal sementara di satu sisi Tu-160 semakin tua dan semakin mahal dalam menjaganya untuk tetap terbang.
Putus asa untuk solusi masalah bomber ditambah dengan meningkanya masalah ekonomi, maka rencana pembangunan kembali Tu-160 kembali digulirkan. Tu-160M2 digambarkan sebagai bomber yang akan sangat mirip dengan Tu-160 tetapi menjadi setara dengan desain bomber baru karena banyak perbaikan. Para pejabat mengakui bahwa model M2 ini sangat berbeda dari aslinya dan jauh lebih efektif.
Tu-160 diyakini masih sangat layak untuk dikembangkan karena sifat unik dari pesawat ini. Pada tahun 2010 misalnya, dua Tu-160 membuat rekor penerbangan 23 jam nonstop dengan menempuh jarak 18.000 kilometer di sekitar pinggiran Rusia. Diperlukan dua kali pengisian bahan bakar di udara dari tanker Il-78 untuk melakukannya.
Ini adalah prestasi baru setelah sebelumnya pada 2009, Tu-160 menyelesaikan penerbangan 21 jam di seluruh negeri. Pada tahun 2008 dan 2013 sepasang Tu-160 terbang dari Rusia ke Venezuela.
Meskipun dirancang sebagai pembom berat, Tu-160 yang juga berfungsi sebagai pesawat pengintai dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak digunakan sebagai alat intimidasi daripada mengumpulkan informasi.
Tetapi dalam keadaan darurat Tu-160 dapat dikirim jarak jauh untuk menyampaikan bom pintar dan peluru kendali. Mengingat ukuran besar Rusia, ini dipandang sebagai salah satu fungsi militer nyata dari Tu-160.