Site icon

Militer Filipina dan Amerika Sepakat Kurangi Latihan Bersama

Xinhua/Sputnik

Para petinggi militer Amerika Serikat dan Filipina sepakat untuk meninjau ulang latihan bersama dan mengurangi jumlah pasukan AS di Filipina. Hal itu dikatakan seorang jenderal Filipina yang terlibat dalam pembicaraan pada Selasa 22 November 2016 .

Namun pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara kedua sekutu itu hanya menyebutkan tentang “kerjasama yang erat”.

Pernyataan bersama tidak menyinggung pengurangan di semua tingkat kesepakatan antara pihak militer kedua negara, meskipun Presiden Rodrigo Duterte mengemukakan perlawanannya terhadap kehadiran pasukan asing di tanah Filipina dan nengancam akan menghapus latihan bersama dan membatalkan kesepakatan-kesepakatan.

Petinggi AS yang hadir dalam pembicaraan di Manila tidak menerima pertanyaan dan pernyataan bersama disampaikan melalui pihak tuan rumah.

Juru bicara, brigadir jenderal Restituto Padilla yang membaca pernyataan mengatakan bahwa “Kerja sama yang erat akan dilanjutkan untuk bidang-bidang penting dalam masalah nasional dan keamanan kedua negara.” Termasuk diantaranya adalah bantuan kemanusiaan, bantuan terhadap serangan bencana, kontra-terorisme dan keamanan kelautan, katanya.

Namun seorang jenderal Filipina yang ikut dalam pembicaraan itu mengatakan bahwa kedua belah pihak setuju untuk mengurangi jumlah latihan bersama serta mengurangi jumlah pasukan AS yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.

Kedua sekutu akan lebih memperhatikan masalah bantuan kemanusiaan dan operasi tanggap bencana serta pelatihan militer, kata jenderal yang tidak berkenan disebut namanya karena tidak memiliki kewenangan berbicara kepada media massa Jumlah pasukan AS akan “kecil”, tambahnya sebagaimana dikutip Reuters.

Sekitar 5.000 tentara AS mengambil bagian dalam latihan bersama dalam dua tahun terakhir.

Filipina selama puluhan tahun menjadi sekutu AS yang paling dekat di Asia, namun hubungan tersebut terguncang oleh suara lantang Duterte yang tidak memercayai Washington.

Berbicara di hadapan para pengusaha di Beijing, bulan llu, Duterte menyebut “perpisahannya” dengan AS, beberapa hari kemudian dia menarik ucapannya tersebut.

Baca juga:

Filipina Ingin Beralih ke Senjata Rusia? Tak Semudah Kata-Kata

Exit mobile version