Foto menarik B-25 Mitchell terbang di depan banyak orang selama demonstrasi serangan udara ke darat di Aviation Nation Air Show di Nellis Air Force Base, Nevada 13 November 2016 lalu.
B-25 Mitchell adalah salah satu pesawat yang memiliki sejarah penting dalam kekuatan udara Amerika Serikat.
Pada 19 Agustus 1940, North America B-25 “Mitchell” melakukan penerbangan pertama. Sebuah pesawat yang kemudian dicatat sejarah sebagai yang paling serbaguna, banyak digunakan, dan menjadi bomber menengah terbaik selama Perang Dunia II.
B-25 mengambil 8.500 gambar desain dan 195.000 orang untuk mengembangkan desain fase rekayasa. Upaya terbayar dengan sekitar 10.000 pesawat diproduksi dan dikirim ke sekutu di seluruh dunia.
B-25 kemudian menjadi pesawat paling bersenjata berat di dunia. Pesawat ini memiliki delapan senapan mesin kaliber 50 menghadap ke depan mengambil bagian dalam pemberondongan darat yang menjadi cikal bakal munculnya pesawat dukungan serangan. B-25 datang dengan kemampuan terbang lebih rendah dan rentang lebih pendek dibandingkan pendahulunya B-17.
“Mitchell” julukan untuk B-25 berasal dari Jenderal AS Billy Mitchell, seseorang yang menyerukan pembentukan kekuatan udara militer pada 1906, hanya tiga tahun setelah penerbangan pertama Wright Brother.
B-25 diadopsi oleh semua cabang angkatan bersenjata Amerika Serikat. Jarak lepas landas pendek membuatnya ideal untuk lepas landas dari kapal induk.
Pada tanggal 18 April 1942, B-25 pertama Amerika Serikat membom daratan Jepang sebagai bagian dari serangan Doolittle, yang dipimpin oleh Letnan Kolonel James
Kokpit Mitchell dengan gaya “rumah kaca” menyediakan visibilitas yang sangat baik untuk pembom dan penembak. Seorang insinyur Australia, Mayor. Paul I. “Pappy” Gunn, adalah yang pertama untuk menghapus pengebom-navigator dari kompartemen rumah kaca B-25 dan melengkapi pesawat dengan delapan senapan mesin kaliber 50
Jika B-17 meraih keberhasilan dengan terbang tinggi untuk menjatuhkan bom B-25 dibuat untuk mantab terbang rendah dan melakukan pemberondongan dengan senjatanya.
B-25 model ini sangat buas dengan empat senapan mesin kaliber 50-Browning dan meriam 75 milimeter yang sangat efektif sehingga satu pesawat bisa menengelamkan kapal Jepang hanya dengan tujuh tembakan. Meriam 75 milimeter adalah senjata yang kala itu hanya digunakan pada tank.
Selain senjata di depan, B-25 juga menjatuhkan bom dari ketinggian yang sangat rendah. Karena rendahnya bom harus diberi parasut sehingga pesawat punya waktu untuk menjauh dari lokasi ledakan agar tidak terpengaruh.b-25 8
Apakah menjalankan misi pemberondongan, pengeboman, atau mengangkut personil, B-25 telah memiliki dampak penting pada Perang Dunia II. B-25 terakhir pensiun dari USAF pada 21 Mei 1960. Pesawat terakhir adalah B-25 yang digunakan untuk mengangkut pejabat VIP militer.