More

    Dari Sinetron Hingga Rudal Hipesonik, China Bersiap Lawan THAAD

    on

    |

    views

    and

    comments

    Amerika Serikat dan Korea Selatan telah sepakat untuk menginstal sistem rudal pertahanan Terminal High-Altitude Area Defense (THAAD) dengan alasan untuk melindungi dari serangan rudal Korea Utara. Saat ini proses untuk mengirimkan senjata canggih itu telah dilakukan.

    Seperti yang sering dikabarkan China telah menentang  rencana tersebut dan menyatakan akan memberikan respons jika hal itu tetap dilaksanakan.

    Ada beberapa alasan kenapa China menentang penyebaran THAAD. Pertama, para ahli militer China meyakini  THAAD di Korea Selatan dimaksudkan tidak hanya untuk mencegat rudal yang diluncurkan Korea Utara, tapi dari China dan Rusia.

    THAAD memiliki jangkauan operasional 200 kilometer (km) dan dirancang untuk mencegat rudal pada ketinggian antara 40 dan 180 km. Ketinggian tersebut, menurut analis pertahanan China sesuai dengan  “fase terminal” dari jarak menengah dan panjang  rudal balistik antarbenua bahkan (ICBM), atau rudal  dengan rentang melebihi 3.500 km.

    Analis China juga mengklaim bahwa sistem ini juga cocok dengan  “fase mid-course” rudal jarak menengah, atau rudal  dengan rentang antara 1.000 dan 3.500 km, termasuk rudal DF-21 dan DF-26  China. Sistem ini diyakini tidak cocok dengan jarak jangkau  artileri dan rudal balistik jarak pendek Korea Utara.

    Analis China juga mengkhawatirkan  radar X-band THAAD  yang meskipun  akan dikonfigurasi sebagai radar kontrol tembakan  dengan kemampuan deteksi 600 km, itu mungkin bisa dikonfigurasi ulang sebagai radar peringatan dini, yang memungkinkan jangkauan deteksi melebihi 2.000 km.

    Kisaran tersebut menunjukkan bahwa kegiatan rudal China di darat dan di laut di China utara dan timur dapat tercakup.

    Radar diduga dapat melihat proses kritis di mana hulu ledak dan umpan yang dilepaskan selama uji coba rudal strategis China. Dalam masa perang, hal itu bisa merusak keandalan pencegah strategis China karena dibandingkan dengan radar berbasis Alaska, radar THAAD  diyakini mampu memperoleh data lebih cepat  10 menit dari waktu peringatan dini terhadap rudal balistik strategis China .

    Radar THAAD  juga dapat membedakan hulu ledak nyata dan  umpan. Jika diintegrasikan ke dalam jaringan pertahanan rudal nasional AS, radar ini diduga dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam mencegat rudal China bahkan pada  “fase dorongan,” yang artinya semakin mengurangi  keandalan pencegah strategis  China dan memiringkan keseimbangan strategis dengan Amerika Serikat.

    Selain itu, analis China percaya bahwa Semenanjung Korea secara historis merupakan lingkup terdekat yang penting untuk keamanan China. Mereka khawatir bahwa dengan mengerahkan THAAD, Korea Selatan bisa berbagi data dengan Amerika Serikat dan Jepang pada kontrol lalu lintas udara, pertahanan udara, dan peringatan dini.

    Hal ini dapat membantu untuk mengintegrasikan sistem berbasis Korea Selatan dengan sensor AS dan Jepang dan sistem Aegis berbasis laut, dengan tujuan membentuk aliansi strategis trilateral melawan China.

    Analis China percaya bahwa uji coba nuklir Korea Utara hanya alasan yang digunakan oleh Amerika Serikat untuk menyebarkan THAAD, niat AS yang sebenarnya adalah untuk membuat perpecahan antara Korea Selatan dan China pada saat hubungan China-Korea Selatan membaik secara substansial, seperti tercermin dalam perdagangan bilateral kedua negara yang sedang booming dan kehadiran Park Geun-hye di Parade Hari Kemenangan di Beijing pada bulan September 2015.

    Penyebaran THAAD  akan membawa Amerika Serikat dan Korea Selatan lebih dekat dengan mengorbankan keamanan China. Ini bisa membantu Amerika Serikat untuk menstabilkan hubungan AS-Korea Selatan dan mencegah kemungkinan kehilangan pijakan militer AS di Semenanjung Korea.

    Selanjutnya, analis China percaya bahwa THAAD yang ditempatkan di Korea Selatan dapat mendorong Jepang untuk mengimpor THAAD guna  mengkompensasi kekurangan sistem rudal  Patriot PAC-3.

    Mereka juga percaya bahwa keputusan Korea Selatan tidak hanya akan merusak hubungan Korea Selatan-China, tetapi juga merugikan Korea Selatan itu sendiri dengan menghilangkan “fleksibilitas strategis” dalam menyeimbangkan antara negara-negara besar dan dalam menangani hubungan Utara-Selatan.

    Dengan langsung menantang kepentingan keamanan strategis China, beberapa pihak berpendapat, Korea Selatan juga menjadi contoh buruk bagi tetangga China untuk mengikuti jejak dengan meningkatkan kekuatan militernya.

    Akhirnya, analis China mengklaim bahwa penyebaran THAAD tidak akan menghalangi Korea Utara mengembangkan senjata nuklir, tetapi dapat mendorong untuk mengembangkan senjata lebih banyak dan lebih baik dari nuklir dan rudal.

    Next: Respons Apa yang Mungkin Diambil China
    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this