Kejaksaan Korea Selatan sedang menyelidiki seorang pejabat yang diduga telah membocorkan rahasia militer ke perusahaan pertahanan Inggris, BAE System.
Penyidik dari Kantor Jaksa Seoul Central District pada Selasa 15 November 2016 menggerebek kantor Defense Acquisition Program Administration (DAPA) dan menangkap seorang pejabat yang diduga bertanggungjawab dalam masalah ini untuk diperiksa.
Namun penuntut menolak untuk menyebutkan namanya karena kasus ini masih dalam penyelidikan.
“Jaksa melihat kemungkinan kebocoran informasi rahasia kepada perusahaan industri pertahanan asing saat mereka sedang menyelidiki proyek untuk meng-upgrade jet tempur KF-16 (varian F-16 untuk Korea Selatan) ,” kata seorang pejabat militer yang akrab dengan masalah ini kepada Yonhap News Agency Rabu 16 November 2016.
DAPA sendiri mengkonfirmasi tentang adanya pemeriksaan tersebut. “Kami bekerja sama dengan Komando Keamanan Pertahanan untuk memastikan insiden semacam ini tidak akan terjadi lagi,” kata juru bicara DAPA Kim Si-cheol dalam konferensi pers.
Pekan lalu, jaksa mendeteksi informasi militer rahasia dalam jumlah yang cukup besar bocor ke BAE Systems setelah mereka menggeberek kantor perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan BAE System Inggris di Seoul sebagai bagian dari penyelidikan.
Penuntutan kemudian menyerbu rumah tersangka dan memanggil tiga pejabat lainnya sebagai saksi.
BAE Systems memenangkan kontrak 1,8 triliun won dari DAPA pada tahun 2011. Namun proyek, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan 134 armada KF-16, dibatalkan pada bulan September tahun lalu setelah BAE menuntut pembayaran tambahan biaya 800 miliar won (sekitar US$683 juta) dengan alasan biaya lebih tinggi dari yang diperkirakan.
Pada bulan Desember, DAPA kemudian mengalihkan kontrak ini ke Lockheed Martin Corp.
Baca juga:
Upgrade 24 F-16 Hibah AS, Habiskan Rp7 Triliun, Mahal atau Murah?