Kurangi Ketergantungan ke AS, Uni Eropa Sepakat Tingkatkan Anggaran Pertahanan

Kurangi Ketergantungan ke AS, Uni Eropa Sepakat Tingkatkan Anggaran Pertahanan

Uni Eropa sepakat meningkatkan anggaran riset militer untuk pertama kalinya sejak 2010 setelah Inggris melunakkan penentangannya.

Melunaknya Inggris itu menjadi sebuah terobosan dan mungkin menandakan dukungan Inggris untuk kerja sama pertahanan bahkan ketika berada di luar blok itu.

Sehari setelah menyetujui rencana pertahanan baru yang bertujuan untuk membuat Eropa  tidak terlalu bergantung pada bantuan Amerika Serikat, pemerintah Uni Eropa meningkatkan dana dari Badan Pertahanan Eropa pada tahun 2017 mendatang, yang akan membantu negara-negara di dalamnya mengembangkan pesawat dan aset lainnya sebesar 1,6 persen, sejalan dengan inflasi dan memakan anggaran dengan nilai “sedang” di angka 31 juta Euro.

Meskipun peningkatannya masih di bawah yang diinginkan oleh badan tersebut sebesar 6,5 persen, ini adalah pertama kalinya dalam enam tahun, Inggris tidak menghambat “peningkatan” pada lembaga yang anggarannya telah menyusut 15 persen secara riil, kata pejabat Uni Eropa.

“Hal ini masih peningkatan simbolis,” kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini dalam konferensi pers.

“Ini adalah demonstrasi yang jelas dari semua negara anggota Uni Eropa, termasuk Inggris, untuk meningkatkan anggaran lembaga dan untuk mencerminkan pekerjaan yang harus dilakukan,” kata dia.

Para pejabat Uni Eropa mengatakan hal itu bisa berarti bahwa Inggris, yang memilih keluar dari Uni Eropa, mungkin berusaha untuk bekerjasama dengan blok dalam pertahanan bahkan setelah berada di luar blok tersebut, mengingat ancaman keamanan mulai dari militan keagamaan hingga Rusia yang bersikap lebih “memusuhi” tetangganya.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris menekankan bahwa peningkatan itu harus terjaga di level anggaran pada tahun 2016 secara riil, namun dia menambahkan: “Kami akhirnya melihat kemajuan pada tuntutan kami untuk reformasi dan kinerja yang lebih baik,” katanya.

Pada akhir 1990-an, Perdana Menteri Inggris Tony Blair bersama dengan Presiden Prancis Jacques Chirac, membantu meluncurkan kerja sama pertahanan yang lebih kuat dan menghasilkan Badan Pertahanan Eropa.

Badan ini bertujuan untuk membantu negara-negara Eropa memutuskan dan mengembangkan kebutuhan akan aset militer, yang akan tetap di tangan negara bersangkutan setelah rampung.

Aset tersebut juga meningkatkan aliansi NATO yang dipimpin oleh AS. Di mana, dua puluh dua negara Uni Eropa juga merupakan anggota NATO.

Akan tetapi, skeptisme tentang integrasi Eropa yang “mengakar” di Inggris dan dampak dari krisis keuangan global ternyata “mematikan” antusiasme London.

Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS, telah menambah ambisi yang sudah berkembang di antara banyak pemerintah Uni Eropa untuk fokus pada kerjasama pertahanan.

Trump mengatakan bahwa, sebagai presiden, ia mungkin tidak datang untuk membantu negara-negara yang tidak “membayar” cukup untuk pertahanan, yang mengindikasikan putusnya komitmen AS untuk melindungi Eropa yang sudah berlangsung selama 67 tahun.

Presiden demisioner AS Barack Obama akan berusaha untuk meyakinkan para sekutunya dalam tur perpisahannya di Eropa pekan ini, namun para diplomat mengatakan telah terjadi pergeseran dalam pemikiran pemerintah Uni Eropa.

“Suasana hati telah berubah karena Suriah, ketidakstabilan di Afrika dan karena Rusia,” kata mantan Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Paet, yang kini menjadi anggota komisi urusan luar negeri di parlemen Eropa.