Angkatan Darat AS Perlu Rudal Pembunuh Kapal di Pasifik

Angkatan Darat AS Perlu Rudal Pembunuh Kapal di Pasifik

Angkatan Darat Amerika dinilai membutuhkan rudal pembunuh kapal yang ditempatkan di kawasan Pasifik terutama di kawasan-kawasan konflik seperti Laut China Selatan.

Hal tersebut diungkapkan Komandan Komando Pasifik Amerika Serikat  Laksamana Harry Harris dalam diskusi di Washington.

“Saya berpikir  daerah di mana Anda perlu meletakkan sistem senjata tersebut ada pada tempat-tempat di Pasifik barat, mereka akan menempatkan lawan potensial dalam risiko di Laut China Selatan, Laut China Timur, Laut Jepang. Saya pikir itu adalah konsep penting, dan kami harus berpikir tentang hal itu seperti yang kita mencari cara untuk mempertahankan keunggulan atas lawan kami di wilayah ini, ” katanya sebagaimana dilansir Military.com

Sejak China membangun  pangkalan militer di beberapa pulau buatan di Laut China Selatan, ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat.  China dikabarkan telah menginstal sistem radar, landasan pacu 10.000 kaki dan rudal permukaan ke udara HQ-9. China selama ini bersikukuh mengatakan pulau-pulau di kawasan itu dibangun untuk tujuan sipil.

Pada bulan Februari Harris mengatakan sebuah di panel Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa, “Menurut saya China jelas melakukan militarisasi Laut China Selatan,” dia juga meyaknini  China tengah membangun  mencari hegemoni di Asia Timur.

Meskipun demikian Harris mengatakan pada Selasa  bahwa Amerika dan militer China mempertahankan hubungan yang baik.

Angkatan Darat Amerika Serikat memang sudah menunjukkan tanda-tanda untuk membawa sistem rudal anti-kapal ke layanan. Selama ini, rudal tersebut lebih didominasi oleh Angkatan Laut dan Angkatan Udara.

Kantor Kemampuan Strategis Departemen Pertahanan mengumumkan pada bulan November bahwa itu mereka akan meningkatkan Army Tactical Missile System (ATACMS).

“Dengan kemampuan ini, sistem rudal permukaan ke permukaan Angkatan Darat dapat  menyerang dari pantai  hingga 300 kilometer ke dalam domain maritim,” kata Menteri Pertahanan Ashton Carter.