Menteri Luar Negeri Uni Eropa telah sepakat untuk mendirikan sebuah pasukan reaksi cepat yang akan melibatkan kelompok tempur Uni Eropa untuk operasi keamanan udara dan operasi pengawasan maritime yang akan bekerja bersama dengan NATO.
Persetujuan ini diambil di tengah hubungan NATO dan Presiden AS terpilih Donald Trump yang tidak baik.
Trump selama kampanye mengatakan Eropa tidak membayar sesuai kesepakatan dan dan mempertanyakan mengapa AS membayar begitu banyak ke sebuah organisasi yang dia gambarkan telah usang.
Hal ini memicu kekhawatiran besar pada anggota NATO terutama di Eropa Timur termasuk Latvia, Lithuania, Estonia dan Polandia yang meminta dukungan karena khawatir terhadap agresivitas Rusia.
Menteri luar negeri Uni Eropa, yang bertemu di Brussels pada 14-15 November telah sepakat untuk membangun “operasi krisis manajemen bersama, operasi stabilisasi terintegrasi, termasuk kekuatan udara dan operasi khusus dan respon cepat militer, termasuk operasi respon menggunakan battlegroups Uni Eropa secara keseluruhan atau dalam paket yang disesuaikan.
“Ini tidak tentang tentara Eropa Ini bukan tentang menciptakan European Union SHAPE (Supreme Headquarters Allied Powers Europe) baru. Ini bukan tentang melakukan pertahanan teritorial Uni Eropa untuk NATO. Sekutu mereka memiliki kompetensi pertahanan nasional mereka sendiri ”
Meskipun demikian, dia mengatakan substansi dari rencana tersebut adalah tentang menyediakan Uni Eropa dengan “kemampuan, struktur, alat dan sumber daya keuangan yang diperlukan, memperdalam kerja sama pertahanan melalui Badan pertahanan Eropa, ” demikian bunyi dokumen akhir yang disepakati oleh para menteri.
Baca juga: