Rusia mulai melakukan serangan besar-besaran ke sejumlah target di Suriah. Kekuatan tempur dari armada Angkatan Laut yang dipimpin oleh kapal Induk Admiral Kuznetsov telah ambil bagian dalam serangan tersebut.
Banyak yang menarik dari serangan ini. Salah satunya ini adalah untuk pertama kalinya dalam sejarah kapal induk Rusia yang dibangun era 1980-an menerbangkan jet tempur untuk misi tempur sebenarnya.
Satu lagi yang menarik adalah pernyataan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu yang mengatakan salah satu sistem rudal yang dikerahkan adalah sistem pertahanan pesisir Bastion. Shoigu mengatakan sistem ini digunakan untuk menggempur target darat dan laut. Padahal selama ini sistem tersebut dikenal untuk menyerang target laut dalam upaya melindungi pantai dari serangan kapal musuh.
Sepertinya Rusia sekaligus ingin menguji kemampuan baru dari Bastion ini.
Di video ini ada bagian di mana Anda bisa melihat bagaimana Bastion melakukan misi serangan darat di Suriah:
“Ini pertama kalinya Bastion digunakan target darat. Ini bertujuan untuk menguji kemampuan sistem dalam kondisi tempur nyata,” kata Konstantin Sivkov, presiden Academy of Geopolitical Problems sebagaimana dikutip Ria Novosti Selasa 15 November 2016.
Sebelumnya Menteri Pertahanan Rusia mengatakan sistem Bastion telah dikerahkan ke Suriah untuk melakukan serangan terhadap target ISIS dan pemberontak di Suriah.
“Kompleks ini dapat menghancurkan target laut dan darat pada jarak 350 kilometer di laut dan hampir 450 kilometer di target,” kata Shoigu.
“Memang, ini adalah pertama kalinya sistem Bastion dipersenjatai dengan rudal Oniks telah digunakan terhadap target darat. Saya pikir menggunakannya pada misi tempur ini bertujuan untuk menguji kemampuan tempur sistem ini terhadap target darat, bukan untuk menghancurkan target musuh yang penting,” kata Sivkov.
Analis ini memperkirakan sistem penargetan rudal Oniks telah ditingkatkan terutama untuk digunakan pada target darat, karena mekanisme untuk melacak dan menyerang target di darat dan di laut sangat berbeda.
“Intinya adalah bahwa rudal ini dilengkapi dengan target pencari untuk target yang berlayar di laut.”
Namun, dia memperkirakan di Suriah, militer Rusia mungkin telah menggunakan rudal versi laut, tetapi terhadap sasaran radiokontras darat.
“Mungkin, rudal ditembakkan untuk menghancurkan sekelompok kendaraan lapis baja atau stasiun radar. Mereka bisa mendapatkan target dengan radiasi yang dihasilkan oleh target,” jelasnya.
Baca juga: