Site icon

Berubah Lagi, Filipina Lanjutkan Pembelian 26.000 Senapan Serbu dari Amerika

Senapan M4

Kepolisian Filipina,  menyatakan akan mendorong pembelian 26.000  senapan serbu M4 dari pemasok AS, menyusul perubahan keputusan Presiden Rodrigo Duterte, yang sebelumnya mengatakan kesepakatan tersebut akan dibatalkan.

Pada pekan lalu, Duterte menyatakan kemarahannya dengan mengatakan  “orang bodoh” dan “monyet” di Washington, yang berusaha menghalangi kesepakatan itu dan mengatakan akan membatalkannya.

Namun, kepala kepolisian Filipina mengatakan Duterte mencabut keputusan itu, yang tampaknya terjadi setelah kemenangan mengejutkan calon dari Partai Republik Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

“Presiden mengatakan kepada saya untuk melanjutkan kesepakatan itu,” kata Kepala Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Dela Rosa dalam jumpa pers Senin 14 November 2016.

“Pengolahan dokumen berjalan lancar. Kami memiliki restu presiden untuk melanjutkan transaksi,” katanya.

Dela Rosa tidak mengatakan mengapa Duterte berubah pikiran, tetapi dia mengatakan akan ada presiden baru di Washington dan “ia [Duterte] dengan Donald Trump bersahabat”.

Ajudan Ben Cardin, yang duduk di Komite Senat Hubungan Luar Negeri AS, pada bulan lalu mengatakan Departemen Luar Negeri telah memberitahukan bahwa Cardin akan menentang kesepakatan saat proses “pra-notifikasi”, yang secara efektif membatalkan itu.

Cardin enggan Amerika Serikat menyediakan senjata kepada kepolisian Filipina dengan menyoroti tentang dugaan pelanggaran hak asasi manusia dalam peperangan Duterte pada obat-obatan, yang menewaskan 2.300 orang dalam empat bulan pertama.

“Kemaharan” Duterte-pun meningkat akibat kekhawatiran AS atas tindakan represifnya pada obat-obatan yang menurut Duterte diperlukan untuk menyelamatkan negara Asia Tenggara itu dari kehancuran.

Duterte sering mengkritisi pemerintahan Obama dengan kemarahan, namun menyatakan keinginannya untuk bekerjasama dengan Trump.

Dela Rosa mengatakan bahwa ada kemungkinan presiden Duterte akan membatalkan kesepakatan senjata itu jika nanti ada intervensi dari Washington.

“Jika mereka akan menghalangi itu, saya yakin presiden akan memberitahu saya lagi untuk menghentikannya. Kami membayar untuk itu, kami tidak mengemis untuk itu,” katanya.

Baca juga:

AS Batalkan Penjualan 26.000 Senapan, Duterte: Dasar Monyet!

Exit mobile version