Kapal selam terbesar yang pernah dibangun lahir di galangan kapal Soviet. Dinamakan Shark atau juga Typhoon, senjata era Perang Dingin ini bisa menghancurkan hingga 200 target dengan hulu ledak enam kali lebih kuat dibandingkan bom yang diledakkan di atas Hiroshima. Kapal selam kelas Akula adalah beberapa senjata yang paling menakutkan yang pernah dibuat.
Hal yang harus dipahami dulu, meski juga disebut kelas Akula, kapal ini beda dengan yang disewa India. Kapal selam akula yang disewa India adalah jenis kapal selam serang nuklir (SSN) sementara Akula yang kita bicarakan sekarang adalah jenis kapal selam rudal balistik atau SSBN. Jadi tidak perlu bingung.
Kapal selam Kelas Akula ( “Shark”) , atau Project 941, dirancang untuk membentuk dasar dari kekuatan penangkal nuklir Uni Soviet di bawah laut. Uni Soviet telah mendapat kabar akan datangnya kapal selam rudal balistik Kelas Ohio milik Angkatan Laut AS, yang akan memiliki panjang 564 kaki dan membawa 192 hulu ledak nuklir. Kepemimpinan Soviet memutuskan itu membangun kapal selam yang lebih besar untuk melawan Ohio dan akhirnya lahirlah kelas Akula.
Akulas dirancang untuk meluncurkan rudal mereka dari wilayah yang relatif dekat dengan Uni Soviet, yang memungkinkan mereka untuk beroperasi di Lingkaran Arktik, di mana angkatan udara dan angkatan laut Soviet bisa melindungi mereka.
Akibatnya kapal selam yang dirancang dengan lambung yang diperkuat ini mampu menembus es di kutub, cadangan daya apung yang besar untuk membantu permukaan melalui es dan sepasang baling-baling terlindung untuk melindungi mereka dari tabrakan dengan es.
Hasil lain adalah pengembangan dari rudal berujung nuklir baru dengan rentang yang cukup jauh untuk menyerang Amerika Serikat dari benteng Arktik. R-39 Rif (penyebutan NATO SS-NX-20 “Sturgeon”) adalah rudal balistik besar tiga tahap dengan panjang 53 kaki dan berat 84 ton. Dengan kemampuan terbang 4.480 mil laut, R-39 bisa menyerang setiap titik di daratan Amerika Serikat.
Dalam era perlombaan senjata Perang Dingin mengungguli segala kemampuan lawan adalah hal multak, dan jumlah hulu ledak itu penting. Karena Akula memang hanya membawa 20 rudal yang kalah dengan Ohio yang bisa membawa 24 rudal.

Tetapi masing-masing rudal Soviet harus membawa hulu ledak nuklir lebih banyak dibandingkan Trident C-4 milik Amerika.
Sebuah rudal R-39 membawa 10 hulu ledak dengan masing-masing memiliki berat 100 kiloton, masing-masing menargetkan secara mandiri sehingga rudal tunggal bisa menyerang 10 target yang berbeda dalam jangkauan cukup dekat satu sama lain. Dengan model ini setiap Akula akan bisa membawa 200 hulu ledak nuklir yang berarti mengalahkan Kelas Ohio yang membawa 192 hulu ledak.
Kelas Akula memiliki panjang 564 kaki, yang berarti setara dengan Kelas Ohio, tetapi dalam ukuran lebar Ohio tidak ada apa-apanya karena Akula secara mengejutkan memiliki memiliki lebar 74 kaki sementara Ohio hanya 40 kaki.
Badan lebar yang dimiliki Akula diperlukan untuk berkemas rudal dan buoyancy cadangan yang besar di lambungnya. Hasilnya adalah kapal selam dengan berat 48.000 ton saat berendam atau dua kali lipat dibandingkan Ohio.
Rudal-rudal Rif ditempatkan dalam dua baris dengan sepuluh rudal setiap silo. Tidak seperti kapal selam rudal lainnya, bidang silo berada di depan, memberikan kelas Akula penampilan yang tidak konvensional.
Kapal selam raksasa ini mampu bergerak 20 knot saat di permukaan dan 27 knot saat ada di dalam air ini knot berkat dua nuklir reactor OKB-650 yang juga digunakan pada Kelas Afla dan Mike. Reaktor ini memberi mereka total hampir 100.000 tenaga kuda.
Delapan kapal selam Akula direncanakan akan dibangun tetapi terhenti pada kapal keenam yang seluruhnya diwarisi oleh Rusia setelah runtuhnya Perang Dingin, dan hari ini hanya satu, Dmitriy Donskoy, masih dalam pelayanan yang digunakan sebagai kaapl uji pengembangan rudal 3M1 4 Bulava.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/09/04/kisah-misterius-rogue-typhoon-super-kapal-selam-rusia/