More

    AS Siapkan Rp221 Triliun untuk Ciptakan Rudal Pengecoh S-400

    on

    |

    views

    and

    comments

    Angkatan Udara AS telah merilis sebuah proposal permintaan untuk Program rudal jelajah nuklir baru Long Range Standoff (LRSO). Rudal ini diharapkan mampu untuk mengecoh sistem pertahanan udara S-300 dan S-400 Rusia.

    ” Long Range Standoff (LRSO)  dimaksudkan untuk berfungsi sebagai elemen penting dari persenjataan nuklir militer AS,” kata Letnan Jenderal Jack Weinstein, Wakil Kepala Staf Pencegahan Strategis dan Integrasi Nuklir dalam  wawancaranya dengan situs militer Scout Warrior.

    Angkatan Udara AS tampaknya khawatir tentang rudal yang diluncurkan dari udara atau Air Launched Cruise Missile (ALCM) AGM-86b yang sudah tua  tidak dapat mengecoh sistem pertahanan udara canggih Rusia S-300 dan S-400.

    “Akibatnya, evolusi cepat dari jaringan, lagi range yang lebih baik, pertahanan udara digital menggunakan kekuatan pemrosesan komputer lebih cepat akan terus membuat  platform serangan siluman lebih rentan; saat ini dan muncul pertahanan udara, seperti S-300 dan S-400 buatan Rusia yang menggunakan radar frekuensi rendah  yang  dapat mendeteksi  sebuah pesawat musuh di sekitarnya  dan frekuensi lebih tinggi  yang memungkinkan pertahanan udara untuk mendeteksi target di lebih jauh ” tulis Scout Warrior.

    “Para pejabat Rusia dan laporan pers telah berulang kali menyatakan  pertahanannya dapat mendeteksi dan menargetkan  pesawat siluman, namun beberapa pengamat AS percaya Rusia sering melebih-lebihkan kemampuan militer. Meskipun demikian, banyak pengembang senjata dan platform siluman AS menganggap  pertahanan udara buatan Rusia sangat serius,” lanjutnya.

    Oleh karena itu Angkatan Bersenjata AS berharap bahwa rudal LRSO baru  dengan kemampuan nuklir  akan menjadi  senjata atau platform yang mampu menembus  pertahanan udara berteknologi tinggi.

    LRSO ditetapkan untuk menggantikan penuaan AGM-86b  yang saat ini bisa ditembakkan dari B-52. Senjata ini mulai dibangun pada awal 1980.

    Berbeda dengan ALCM, LRSO akan dikonfigurasi agar bisa ditembakkan  B-2 dan B-21.Baik  ALCM dan LRSO dirancang untuk menembakkan senjata konvensional dan nuklir.

    Menurut sebuah laporan di situs dalam Pertahanan, Angkatan Udara bermaksud untuk membeli 1.000 rudal jelajah baru. Program ini diharapkan akan menghabiskan anggaran US$17 miliar atau sekitar Rp221triliun.

    Rudal jelajah babru ini akan membawa hulu ledak versi diperbarui  W80 yang digunakan pada ALCM saat ini dan akan disebut sebagai  W80-4 dan akan mulai diproduksi pada tahun 2025. LRSO sendiri diharapkan akan masuk ke layanan pada 2030.

    Baca juga:

    Bagaimana Cara Amerika Melumpuhkan S-400?

    Share this
    Tags

    Must-read

    Sebagian Misi Kami Melawan Channel Maling Berhasil

    Sekitar 3 tahun Channel JejakTapak di Youtube ada. Misi pertama dari dibuatnya channel tersebut karena banyak naskah dari Jejaktapak.com dicuri oleh para channel militer...

    Rudal Israel dan Houhti Kejar-kejaran di Langit Tel Aviv

    https://www.youtube.com/watch?v=jkIJeT_aR5AKelompok Houthi Yaman secara mengejutkan melakukan serangan rudal balistik ke Israel. Serangan membuat ribuan warga Tel Aviv panic dan berlarian mencari tempat perlindungan. Serangan dilakukan...

    3 Gudang Senjata Besar Rusia Benar-Benar Berantakan

    Serangan drone Ukraina mengakibatkan tiga gudang penyimpanan amunisi Rusia benar-benar rusak parah. Jelas ini sebuah kerugian besar bagi Moskow. Serangan drone Ukraina menyasar dua gudang...

    Recent articles

    More like this