9K33 Osa dikembangkan selama tahun 1960-an dengan tujuan menciptakan sebuah sistem yang bisa memberikan perlindungan udara untuk melindungi unit lapis baja yang beroperasi di dataran Eropa.
Tapi bertentangan dengan desain sebelumnya, 9K33 memasukkan sistem peluncuran dan radar dalam satu kendaraan, berarti kendaraan peluncur dan radar (TELAR) secara independen dapat beroperasi tanpa harus bergantung pada sistem (radar) lainnya.
Meskipun demikian, hubungan ke sistem radar jarak jauh sangat meningkatkan situasional kesadaran dan kemampuan serang. Sebuah TELAR terdiri dari platform peluncu 9A33B yang ditempatkan pada chassis BAZ-5937 dan enam rudal 9M33, yang bersama-sama membentuk satu sistem yang lengkap yang ditunjuk 9K33 Osa (Wasp). Ini selanjutnya dibantu oleh 9T217BM loader, dua di antaranya hadir di setiap baterai. 9T217BM bertanggung jawab untuk reload rudal 9M33 pada TELAR dan membawa 12 rudal isi ulang.
Diekspor ke negara-negara sahabat Uni Soviet dalam jumlah besar, 9K33 Osa telah melihat aksi dalam beberapa konflik sejak masuk layanan pada tahun 1971. Angkatan Pertahanan Afrika Selatan adalah kekuatan pertama yang harus menghadapi 9K33 Osa di medan perang, dan bahkan berhasil merebut satu sistem utuh selama Operasi Moduler pada tahun 1987, setelah itu badan intelijen berbaris untuk memeriksa sistem. AS juga mendapatkan contoh sendiri ketika merebut beberapa 9K33 Osa selama Operasi Badai Gurun pada tahun 1991.
Penelitian menunjukkan sangat jelas bahwa sistem tidak mampu melawan jet tempur cepat di lingkungan penanggulangan perang elektronik (ECM) yang kuat. Hal ini kembali dibuktikan selama Perang Sipil Libya, ketika semua 9K33 Osa Libya di sekitar Benghazi hancur tanpa mampu meluncurkan satu rudalpun.
Karier 9K33 lebih berhasil dalam layanan Suriah yang menerima 9K33 Osa pertama di awal tahun 1982, semua menjadi varian yang 9K33M2 ‘Osa-AK’ yang mengalami peningkatan dalam radar.
Sistem ini dengan cepat dikirim ke Lembah Bekaa Lebanon selama Perang Lebanon, di mana mereka bertanggung jawab atas jatuhnya F-4E Phantom II Angkatan Udara Israel dan LTV A-7E Corsair II US Navy.
9K33M2 Osa-AK memiliki jangkauan hingga 10 kilometer, dengan hulu ledak 19kg proximity fuze. Sebuah sistem pelacakan elektro-optik juga hadir di kendaraan untuk menanggulangi jamming radar 9K33 ini. Dalam layanan Suriah, sistem ini diganti dengan sistem pelacakan inframerah dari sumber yang tidak diketahui selama awal hingga pertengahan 2000-an.
Namun 9K33 Osa Suriah pada waktu-waktu kemudian tidak mampu melawan serangan Israel yang beberapa kali jet-jet tempurnya dengan mudah keluar masuk Suriah melakukan serangan.
Suriah lebih mengandalkan Buk-M2S, Pantsir-S1S dan Pechora 2M yang sejauh ini terbukti lebih mampu mencegat dan menembak jatuh pesawat Israel.