Untuk melawan agresi China di wilayah timur, Angkatan Udara India memperkuat kemampuannya dengan mendaratkan pesawat angkut militer terbesarnya C-17 Globemaster di Mechuka di Arunachal Pradesh dekat perbatasan India-China pada Rabu 2 November 2016.
Mechuka berada pada ketinggian 6.200 kaki di atas permukaan laut, terletak hanya 29 km dari perbatasan India-China dan akan menjadi salah satu pangkalan garis depan Angkatan Udara India di sisi timur.
Menurut IAF, percobaan pendaratan oleh pesawat C-17 untuk memvalidasi kemampuan pendaratan di landasan pendek dan ketinggian tinggi sekaligus menunjukkan kemampuan IAF untuk menjangkau Advanced Landing Ground (ALG) terpencil.
“Ini adalah lompatan kuantum dari kemampuan yang semula menggunakan An-32 dan pesawat C-130J. Kemampuan airlift seperti ini menjadi persyaratan penting untuk pengiriman personel dan materi di medan kasar yang terdiri dari beberapa lembah sungai yang berdekatan, diselingi oleh pegunungan tinggi yang menghambat konektivitas jalan” kata IAF dalam pernyataannya sebagaimana dikutip Indian Express.
IAF telah melakukan manuver berani seperti ini sebelumnya. Pada tahun 2013, India mendarat C-130J super Hercules di landasan udara tertinggi di dunia Daulat Beg Oldie di Ladakh yang dilihat sebagai sebuah pesan yang kuat ke China.
Meningkatkan kemampuan kekuatan udara di sektor timur, empat landasan pendaratan canggih lainnya Walong, Ziro, Seiring dan Mechuka baru-baru ini telah ditingkatkan dan operasional sekarang. Dua ALG di Tuting dan Tawang diharapkan siap pada akhir tahun, sedangkan ALG di Vijaynagar akan segera direkonstruksi setelah konektivitas jalan antara Miao dan Vijaynagar dipulihkan.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/10/10/y-20-c-17-dan-il-76-unggul-mana/