Zhuhai Airshow 2016 dimulai dengan J-20 tempur siluman membuat debut publik pertama. Tepat setelah Tim Aerobatik August First menunjukkan aksinya, sepasang J-20-an muncul sebentar.
Mereka datang dengan terbang rendah kemudian naik secara vertikal sebelum salah satu J-20 pergi. Sementara J-20 kedua tinggal sedikit lebih lama, membuat beberapa tikungan tajam sebelum pergi.
Tampilan publik menunjukkan kepercayaan China dalam sistem dan kemajuannya. Dengan penerbangan pertama prototipe pada bulan Januari 2011, pesawat tempur generasi kelima J-20 memasuki tingkat produksi awal pada pertengahan 2016, sehingga skuadron pertama J-20-an kemungkinan akan terbang tahun depan.
Pesawat yang dirancang untuk superioritas udara ini dijadwalkan akan mendapatkan upgrade pada 2019 agar bisa sejajar dengan kemampuan F-22 Raptor terutama dalam hal supercruising mesin WS-15.

Meski J-20 mendapat banyak perhatian dalam pameran kedirgantaraan kali ini, sesungguhnya ada pesawat tempur unggulan lain yang juga melakukan debutnya yakni J-10B, pesawat tempur medium multi peran. Pesawat ini generasi keempat dari J-10. Perbaikan J-10B termasuk radar active electronically scaned array (AESA), diverterless supersonic intake, dan avionik ditingkatkan seperti peralatan perang elektronik.
Pesawat yang ditampillkan nomor “0117” dikelilingi oleh amunisi jarak jauh termasuk bom dipandu satelit dan rudal jelajah siluman, pod elektro-optik canggih untuk menyerang sasaran darat, dan rudal jarak jauh PL-12.
Teknologi tinggi yang mendorong kemampuan J-10B terhadap sasaran permukaan dan pesawat akan membuatnya menjadi platform kunci untuk memproyeksikan kekuatan udara China selama beberapa dekade yang akan datang.

JF-17 yang diterbangkan Angkatan Udara Pakistan juga ditampilkan dalam Zhuhai 2016. Pesawat ini dikabarkan telah mencapai kesepakatan penjualan dengan Negeria.
Pesawat ini juga telah mendapatkan berbagai upgrade. Sebuah model JF-17B kursi ganda dengan probe pengisian bahan bakar, menjadi salah satu upgrade yang akan memperluas jangkauan pesawat serta utilitas yang lebih besar untuk misi mogok.

Lebih penting lagi, radar AESA KLJ-7A baru dengan kemampuan mendeteksi target dengan radar cross section kecil pada jarak 170km direncanakan akan diinstal pada pesawat block III yang akan membuatnya lebih mematikan dalam pertempuran udara dan serangan darat.
Radar ini juga akan menjadikan JF-17 mampu mendeteksi target siluman serta mampu membawa berbagai rudal kinerja tinggi. JF-17 bisa menjadi kuda hitam dalam pasar jet tempur ringan seperti Saab Gripen.
Angkatan Udara China juga menampilkan pembom H-6K yang merupakan versi update dari pembom Tu-16 Soviet , dengan avionik digital, perbaikan badan pesawat dan mesin yang meningkatkan radius tempur dan payload menjadi 3,500km dan 12-15 ton. Meski pembom H-6 tua diekspor ke Mesir dan Irak pada 1980-an, China tidak mungkin untuk mengekspor seperti platform strategis.
Beberapa pesawat mampu meluncurkan rudal jelajah CJ-20, dengan rentang 2,000-3,000km, tetapi pesawat tetapi pesawat yang ditampilkan membawa dua rudal jelajah KJ-63H yang lebih tua dipasang di sayapnya. Selain memburu kapal musuh dengan rudal jelajah supersonik seperti YJ-12A dan radar sangat besar, H-6K bisa menyerang pangkalan darat di luar Pulau Rantai Guam dan kepulauan Jepang.

Akhirnya juga ditampilkan trio helikopter tempur. Helikopter tempur Z-10K juga membuat debut public. Ini adalah upgrade dari Z-10 termasuk mesin yang lebih kuat, tambahan armor kokpit, meriam 23mm yang baru dan lebih besar, pod roket 70mm yang membawa 19-roket.
Sementara helikopter serang ringan Z-19E juga tampil dengan opsi persenjataan mengesankan 8 rudal anti-tank HJ-10 (kira-kira setara dengan rudal Hellfire AS), bersama dengan rudal anti-kapal ringan.

Masih ada lagi yakni helikopter tempur mesin tunggal Z-11WB yang memiliki daya gempur besar. Meski beratnya hanya 2,2 ton, Z-11WB membawa sejumlah muatan mematikan termasuk rudal anti tank HJ-9 dan HJ-10, pod roket, radar yang ditempatkan di tiang, bom dipandu laser FT-9 dan jamming pod KG-600.

Yang juga menarik, adalah drone kecil SW-6, yang dilipat dan melekat pada tiang kanan bagian dalam Z-11, yang berarti helikopter akan membawa drone sendiri dalam tindakan. SW-6 yang dapat digunakan dalam penerbangan oleh Z-11WB untuk serangan ke garis depan, terutama untuk melawan pertahanan udara musuh.
Sumber: Popular Science
Baca juga: