Rudal Taurus di Bawah Tatapan Tajam Mata-Mata China
Rudal udara ke darat Taurus diinstal pada sebuah jet tempur F-15E AS/Yonhap

Rudal Taurus di Bawah Tatapan Tajam Mata-Mata China

Pada Oktober 2016 Korea Selatan mulai menerima yang pertama dari 170 rudal jelajah siluman Taurus yang itu memerintahkan pada tahun 2013.

Korea Selatan membutuhkan rudal Taurus untuk pesawat tempur F-15K, yang dapat meluncurkan Taurus dari lepas pantai timur atau barat Korea Utara dan dengan cepat menghancurkan berbagai sasaran utama.

Korea Selatan dan produsen Taurus masih menyelesaikan pekerjaan pada modifikasi sistem pengendalian tembakan F-15K sehingga dapat menangani Taurus yang direncanakan akan selesai awal 2017 dan akan menjadikan Taurus secara resmi masuk layanan Angkatan Udara Korea Selatan.

Taurus dikembangkan oleh perusahaan Jerman dan Swedia dan mulai beroperasi pada 2005. Rudal jelajah dengan berat 1,4 ton yang memiliki jangkauan lebih dari 500 kilometer dan kecepatan jelajah sekitar 1.100 kilometer per jam. Rudal terbang di ketinggian rendah (35 meter / 112 kaki).

Taurus menggunakan hulu ledak  481 kg yang memiliki fitur khusus untuk menembus bunker bawah tanah. Taurus seharga masing-masing sekitar US $ 1,2 juta.

Pengiriman tertunda selama hampir setahun karena Amerika Serikat enggan untuk menjual receiver GPS militer Korea Selatan karena yang telah terbukti kebal dari jammers GPS Korea Utara.

AS telah enggan untuk mengekspor perangkat elektronik kunci ini ke sekutu Asia Timur karena mata-mata China dengan mudah telah mendapatkan akses ke rahasia militer di Korea Selatan, Jepang dan Taiwan.

Spionase China memang juga telah berhasl menyusup ke Amerika Serikat, tetapi tidak separah dan semudah di Asia Timur.

Korea Selatan, Jepang dan Taiwan bekerja keras untuk mengatasi masalah spionase dan Amerika Serikat telah melunak atas dasar kasus per dengan beberapa teknologi kunci. Mengingat agresivitas meningkat dari Korea Utara, tampaknya Amerika melunak untuk mengizinkan Taurus disampaikan sesegera mungkin ke Seoul. Dan kini, rudal itu hampir pasti ada di bawah tatapan tajam mata-mata China.