Dua pilot tempur senior Eritrea telah membelot dengan membawa jet tempur mereka ke Ethiopia.
“Kedua pilot terbang dengan jet tempur berukuran kecil tiba Mekelle pada Rabu pagi,” kata Nasredin Ahmed Ali, juru bicara Red Sea Afar Democratic Organization yang berbasis Ethiopia, mengatakan kepada The Associated Press dan dilansir National Post Rabu 27 Oktober 2016.
Tidak disebutkan secara rinci jenis jet tempur yang dibawa membelot. Sejauh ini diketahui Angkatan Udara Eritrea mengoperasikan sejumlah jet temur era Soviet seperti MiG-29 dan Su-27.
Juru bicara itu mengidentifikasi pilot sebagai Afeworki Fisehaye dan Mebrahtu Tesfamariam dan menggambarkan mereka sebagai pilot tempur yang sangat berpengalaman dengan angkatan udara Eritrea. Dia mengatakan jet tempur Ethiopia menemani mereka saat mereka masuk ke ruang udara negara itu.
Salah satu saksi, Abiy Chelkeba, seorang dosen di Mekelle University, mengatakan jet Ethiopia terbang sangat rendah dan melakukan putaran yang tidak biasa di utara kota Rabu 27 Oktober 2016 pagi. Media setempat juga melaporkan pembelotan tersebut.
Seorang pejabat Eritrea berbasis di ibukota Ethiopia, Addis Ababa, mengatakan ia belum mengetahui pembelotan tersebut. Sementara juru bicara pemerintah Ethiopia, Getachew Reda, menolak berkomentar.
Ini adalah pertama kalinya pilot Eritrea membelot ke Etiopia dengan jet mereka, tetapi ada laporan dari pilot negara Afrika Timur itu membelot ke Arab Saudi sejak 2012.
Pemerintah Eritrea telah berada di bawah kritik dan penyelidikan PBB karena dikabarkan ada pelanggaran termasuk perbudakan, pemerkosaan dan penyiksaan di negara tersebut
Presiden Isaias Afwerki, berkuasa sejak tahun 1991, disebut oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia sebagai semakin represif di negara dengan penduduk sekitar 6 juta tersebut.
Ethiopia dan Eritrea terlibat perang perbatasan antara tahun 1998 dan 2000 yang menewaskan puluhan ribu orang. pertempuran perbatasan sering terjadi, dan kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik sejak tahun 1998. Pasukan penjaga perdamaian Kanada membantu menjaga perdamaian pada 2000-2003.
Bukan kali ini saja pembelotan pilot dengan membawa jet tempur terjadi. Pembelotan profil tinggi juga pernah dilakukan di beberapa negara terutama selama Perang Dingin. Seorang pilot Korea Utara, Kum Sok, membelot saat misi pelatihan pada tahun 1953 dan mendarat di sebuah pangkalan militer AS di Korea Selatan.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/09/06/40-tahun-lalu-pembelotan-belenko-menjawab-ketakutan-pada-mig-25/