Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan akan memperpanjang penangguhan serangan udara ke kota Aleppo di Suriah namun tidak menyebutkan secara rinci kurun waktu penangguhan.
Kemungkinan besar Moskow masih menunggu datangnya kekutan kelompok tempur kapal induk Admiral Kuznetsov untuk bergabung serangan. Selain itu hal ini juga semakin menegaskan rencana Rusia akan melakukan serangan besar-besaran pada 8 November 2016, tepat saat rakyat Amerika memilih presiden baru.
Sebelumnya pada Selasa 25 Oktober 2016, Rusia mengatakan pesawat-pesawat Rusia dan Suriah belum pernah melakukan serangan udara sejak 18 Oktober. Pernyataan itu bertentangan dengan laporan yang mengungkapkan bahwa serangkaian serangan udara di beberapa daerah Aleppo sudah muncul lagi pada Sabtu.
Kantor berita Rusia, Interfax, sebagaimana dikutip Reuters melaporkan bahwa jeda kemanusiaan di Aleppo akan diperpanjang selama tiga jam.
Namun, keterangan yang dikeluarkan kemudian oleh kementerian pertahanan mengatakan bahwa penangguhan tersebut ditempuh terkait gencatan senjata pada 20 Oktober dan bukan soal serangan udara.
“Penangguhan serangan udara oleh angkatan udara Rusia dan Suriah akan diperpanjang,” kata kementerian dalam pernyataan. Penangguhan itu berarti pesawat-pesawat Rusia dan Suriah akan berada 10 kilometer di luar wilayah Aleppo.
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa Rusia siap mengorganisasi kesepakatan gencatan senjata di Aleppo untuk membuka jalan evakuasi bagi para warga sipil yang mengalami luka.
“Kami siap menjalankan penangguhan lebih lanjut untuk kemanusiaan … tapi hanya jika kami mendapat informasi yang bisa dipercaya soal kesiapan untuk mengevakuasi orang-orang yang sakit, terluka dan penduduk sipil,” kata kementerian pertahanan.
Baca juga: