Prototipe helikopter H-53K King Stallion yang dibangun Sikorsky telah lolos pengujian awal setelah melakukan tes dua minggu yang berakhir 19 Oktober 2016. Dalam pengujian yang dilakukan di Pusat Pengembangan Penerbangan Sikorsky di West Palm Beach, Florida helikopter angkat brat ini mampu membuktikan bisa melaksanakan beberapa skenario angkat eksternal dengan beban 12.200 kg saat melayang melayang dan 5.422 kg dengan terbang pada jarak 110 nautical mil.
“Semua tujuan pengujian terpenuhi dan pesawat melakukan dengan baik. Hal ini semakin meningkatkan kepercayaan diri kami dan merupakan langkah kunci lain untuk keberhasilan CH-53K, ” kata Kolonel Hank Vanderborght, Manager Program Helikopter Angkat Berat Pentagon dalam pernyataannya yang yang dirilis oleh Lockheed Martin, induk dari Sikorsky.
Ini menjadi langkah maju dari pengembangan helikopter yang telah dilakukan selama 12 tahun terakhir. Helikopter ini melakukan penerbangan perdana pada Oktober 2015 atau sembilan tahun sejak Sikorsky menerima kontrak dari Korps Marinir untuk membangun desain dan mengembangkan pengganti untuk Sikorsky. Pembangunan menghadapi sejumlah masalah hingga penerbangan pertama mundur dari rencana semula hendak dilakukan pada Desember 2014.

Jika dilihat dari bentuknya H-53K King Stallion terlihat mirip dengan pendahulunya, CH-53E Super Stallion, tetapi sebenarnya helikopter ini benar-benar baru dengan menggunakan fly-by-wire, kaca kokpit, dan kemampuan mengangkat 12.2 ton atau atau tiga kali lipat berat dari Model-E.
Setelah disebarkan dengan Korps Marinir AS, helikopter ini diyakini akan merevolusi cara Marinir bertempur dan akan menjadi helikopter terbesar di Amerika Serikat. Penerbangan pertama helikopter ini dilakukan pada 27 Oktober 2015 dan menandai awal dari program uji terbang tiga tahun.
Helikopter menggunakan tiga mesin turboshaft yang paling kuat di persediaan militer AS yakni GE Aviation T408 yang juga dikenal sebagai GE38 kelas 7,500shp. Mesin ini menyediakan tenaga 50 persen lebih tinggi dibandingkan model E. Untuk diketahui CH-53E Super Stallion memang menggunakan tiga mesin, sementara untuk Sea Stallion yang diproduksi pada 1966 dan merupakan induk dari helikopter ini baru menggunakan dua mesin.

King Stallion juga menggunakan bilah rotor utama baru , transmisi baru , konstruksi badan pesawat komposit serta kontrol penerbangan fly- by-wire digital .
Pesawat juga memiliki banyak fitur untuk membuat pemeliharaan dan pelayanan jauh lebih mudah, bagian-bagian mesin yang lebih sedikit , akses bagian lebih baik, penghapusan kursi lebih mudah dalam ruang kargo utama.
Bentuk pesawat yang tetap terlihat klasik karena kebutuhan untuk menyesuaikan kapal kapal Angkatan Laut .
Marinir berencana membeli 200 King Stallion , dengan pesawat pertama untuk mencapai kemampuan operasional awal ( IOC ) pada tahun 2019.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/09/13/10-helikopter-paling-berpengaruh-di-dunia/