Pihak militer Suriah pada Kamis 20 Oktober 2016 menyatakan sebuah gencatan senjata unilateral telah diberlakukan untuk mengizinkan para pemberontak meninggalkan Aleppo timur yang terkepung.
Langkah itu disebut oleh kaum pemberontak sebagai bagian dari kampanye psikologis agar mereka menyerah.
Media nasional sebelumnya mengatakan bahwa pihak militer telah membuka jalan keluar di dua wilayah yang ditunjuk di Bustan Al Qasr dan dekat jalan Castello do bagian utara Aleppo, dimana terdapat sejumlah bus hijau yang menunggu.
Pengeboman yang semakin digencarkan oleh pihak Rusia dan Suriah terhadap bagian Aleppo yang diduduki oleh pemberontak juga menghancurkan sejumlah rumah sakit, toko roti dan lokasi pompa air, menewaskan ratusan orang sejak beberapa minggu terakhir.
Pihak militer Suriah mengatakan pada Rabu bahwa mereka akan mengadakan gencatan senjata sementara untuk mengizinkan para warga yang terjebak untuk meninggalkan lokasi dan mengatakan bahwa mereka telah mundur untuk membiarkan para pemberontak meninggalkan kota melalui dua jalur yang disediakan.
“Kami menjamin akses keluar yang aman, selamatkan keluarga kalian,” sebuah pengeras suara militer menyuarakan dekat sebuah jalur keluar yang disiarkan secara langsung oleh saluran berita Lebanon Mayadeen yang pro-pemerintah Suriah.
Para pemberontak mengatakan bahwa tujuan Moskow dan pemerintahan Presiden Bashar Al Assad itu untuk mengosongkan wilayah yang diduduki pemberontak dari warga sipil agar mereka dapat merebut kota itu secara keseluruhan.
Pihak pemberontak mengatakan bahwa mereka bersiap untuk melakukan pergerakan besar-besaran untuk mendobrak kepungan Aleppo dan mengatakan bahwa pasukan udara Rusia gagal, meskipun gencarnya serangan udara.
Mereka mengatakan bahwa pihak militer beserta kelompok milisi yang didukung oleh Iran itu sulit untuk mendapatkan kemajuan setelah pada awalnya berhasil di pinggiran kota, yang membuat pihak militer dapat memperketat cengkeramannya.
Baca juga: