
Tetapi kabar mengejutkan muncul bahwa setelah beberapa hari penyelidikan, US Navy percaya peringatan tentang rudal yang menyerang kapal pada Sabtu malam mungkin hanya alarm palsu.
Destroyer USS Mason yang ada di Laut Merah di lepas pantai Yaman, mendeteksi “kemungkinan rudal masuk,” mendorong komandan kapal untuk mengaktifkan sistem pertahanan rudal dan meluncurkan rudal pencegat
Kapten Angkatan Laut. Jeff Davis, juru bicara Pentagon, mengatakan keputusan komandan untuk memecat sistem pertahanan rudal adalah “tepat,” tapi belum ada konfirmasi rudal masuk berpose ancaman bagi kapal AS.
“Kami belum benar-benar menegaskan apa yang terjadi,” kata Davis, Selasa 18 Oktober 2016 sebagaimana dikutip Military Times.
“Kami tidak siap untuk menyebutnya ‘serangan’,” katanya. “Kami akan kembali dan meninjau informasi untuk melihat apa yang terjadi.”