Proyek kapal selam kelas Scorpene India menghadapi masalah karena keterlambatan pengembangan komponen penting yakni sistem Air Independent Propulsion (AIP) di dalam negeri yang dilakukan oleh Defence Research and Development Organisation. “Kami akan melakukannya sebagai retrofit,” kata Wakil Laksamana G S Pabby, Controller Produksi Kapal Perang dan Akuisisi, Angkatan Laut India sebagaimana dikutip Sputnik Selasa 18 Oktober 2016.
Hal ini bisa disebut sebagai kemunduran bagi Angkatan Laut India setelah sebelumnya merencanakan untuk melengkapi dua dari enam kapal selam kelas Scorpene dengan AIP dan empat sisanya akan menjadi kapal selam konvensional.
Air Independent Propulsion merupakan barang mahal yang membantu kapal selam diesel listrik bisa berada di bawah air lebih lama.
Sistem ini dapat dipasang dikapal tua untuk meningkatkan survivability mereka. Selain itu Pemerintah India juga belum dapat menemukan torpedo kelas berat untuk kapal selam.
Menteri India Pertahanan Manohar Parrikar, telah mengarahkan para pejabat untuk mencari alternatif selain Torpedo Black Shark yang rencana pembeliannya dibatalka setelah keterlibatan produsen perusahaan induk mereka dalam kasus suap pengadaan helikopter VVIP AgustaWestland.
Torpedo Black Shark yang menjadi bagian penting dan menjadi senjata utama dari enam kapal selam Scorpene baru India.
India sedang membangun enam kapal selam kelas Scorpene dengan biaya sebesar US$3,5 miliar di bawah Project 75 yang sudah tertunda empat tahun.
Baca juga:
http://www.jejaktapak.com/2016/08/03/bagaimana-sebenarnya-cara-kerja-air-independent-propulsion/