Presiden Rusia Vladimir Putin mengharap hubungan Rusia dan Amerika Serikat bisa pulih setelah pemilihan presiden baru. Hal itu diungkapkan Putin dalam jumpa pers di Goa, India, Minggu 16 Oktober 2016.
“Saya berharap bahwa ketika pemilihan itu, perdebatan, masa sulit ini dalam politik dalam negeri di Amerika Serikat berakhir akan memperbaiki hubungan Rusia-AS,” kata Putin sebagaimana dikutip kantor berita RIA Novosti Senin.
“Konfrontasi ini bukan pilihan kami,” katanya menambahkan.
Hubungan Rusia-AS memburuk sejak kemelut Ukraina dan ketegangan meningkat setelah mereka bersengketa atas penyelesaian Suriah dan Washington menyatakan Rusia mencampuri pemilihan presiden AS mendatang melalui serangan siber.
Pada awal pekan ini, Wakil Presiden AS Joe Biden dalam wawancara, yang disiarkan televisi, memberikan isyarat atas tanggapannya terhadap serangan siber Rusia, yang diterjemahkan oleh Moskow sebagai ancaman terhadap Rusia.
Putin menyangkal tuduhan bahwa Rusia memiliki niat untuk mengintervensi kampanye Pilpres AS dengan menyatakan bahwa hal itu tidka akan sesuai engan norma-norma komunikasi internasional.
Saat ditanya mengenai sanksi anti-Rusia, Putin menyatakan bahwa tujuan dari sanksi itu hanya tentang merumuskan “kebijakan pembatasan terhadap Rusia” dibandingkan memecahkan masalah di Ukraina atau Suriah,.
“Pekerjaan di arena internasional membutuhkan beberapa konsesi dan kompromi,” kata Putin.
“Mereka tampaknya tidak ingin berkompromi, melainkan ingin mendikte,” demikian Putin.