Kapal Angkatan Laut USS Mason dan USS Ponce yang berada di dekat perairan Yaman dalam seminggu diserang oleh rudal yang diduga dari kelompok Houthi Yaman. Hal ini direspons dengan serangan tiga rudal Tomahawk oleh USS Nitze untuk menghancurkan situs radar kelompok tersebut.
Pentagon dengan tegas sejak awal menyatakan bahwa kapal benar-benar diserang rudal, tetapi kini muncul pernyataan bahwa bisa jadi telah ada kerusakan radar kapal yang menyebabkan seolah mendeteksi adanya serangan.
“Kami mempelajari laporan yang dan kami menilai situasi. Semua kapal dan kru kami aman dan tidak ada yang terluka,” kata seorang pejabat Departemen Pertahanan AS yang berbicara dengan syarat anonim kepada The Week Senin 17 Oktober 2016.
Sebelumnya, Destroyer USS Mason dan kapal amfibi USS Ponce dikabarkan ditembak rudal pada Minggu malam dan Kamis pagi.
Tiga kapal yakni Mason, Ponce dan Nitze dikirim ke wilayah tersebut setelah adanya serangan rudal pada kapal Uni Emirat Arab.
Juru Bicara Pentagon Peter Cook sesaat setelah serangan rudal balasan mengatakan tindakan itu diperlukan mengingat serangan rudal terhadap kapal AS telah terjadi di perairan internasional.
Menulis untuk AntiWar.com, Jason ditz menunjukkan bahwa ini “menimbulkan kemungkinan bahwa kapal perang AS tidak hanya membalas orang yang salah, tetapi sebenarnya memang tidak ada yang harus dibalas”
“Meskipun ada beberapa spekulasi bahwa sisa-sisa militer Yaman terlibat dalam serangan rudal, tetapi kenapa Houthi membantah keras tindakan itu menimbulkan pertanyaan jika sebenarnya tidak ada yang terjadi kecuali memang reaksi Amerika,”
Sementara aktivis anti-perang David Swanson kepada Radio Sputnik mengatakan Amerika Serikat sering menggunakan alasan “pertahanan diri” sebagai pembenaran untuk menyerang negara-negara asing.