Korea Utara memperingatkan mereka akan terus melakukan uji nuklir dan mengatakan siap untuk meluncurkan serangan pendahuluan terhadap Amerika Serikat jika kekuatan nuklir AS mengancamnya.
“Amerika memiliki senjata nuklir di lepas pantai kami, menargetkan negara kita,” kata seorang pejabat Korea Utara atas, Lee Yong Pil dalam sebuah wawancara eksklusif dengan NBC News Minggu 16 Oktober 2016.
“Kami tidak akan mundur selama ada ancaman nuklir kepada kami dari Amerika Serikat,” tambah Lee, yang merupakan Direktur Institut Studi Amerika Departemen Luar Negeri.
“Sebuah serangan nuklir preemptive bukanlah monopoli AS,” katanya. “Jika kita melihat bahwa Amerika akan melakukannya kepada kami, kami akan melakukannya pertama. Kami memiliki teknologi.”
Ancaman tersebut telah menjadi andalan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sejak ia mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada tahun 2011. Para pejabat AS tidak percaya Pyongyang memiliki senjata yang mampu mencapai daratan Amerika Serikat.
Lee juga memperingatkan bahwa Korea Utara mungkin melakukan uji coba nuklir “keenam, ketujuh atau kedelapan”.
Lee mengatakan sikap pemerintahnya sedang didorong oleh latihan oleh Amerika Serikat dan Selatan yang “semakin agresif”.
Komentar itu muncul karena Washington dan Seoul melakukan latihan angkatan laut bersama di semenanjung Korea. Militer Korea Selatan mengatakan kepada kantor berita Korea Selatan, Yonhap bahwa salah satu latihan dijadwalkan berakhir akhir bulan ini adalah simulasi serangan dengan menargetkan fasilitas nuklir Korea Utara.
Korea Utara telah mempercepat program nuklirnya, melaksanakan tes keempat dan kelima tahun ini. Lee mengatakan tidak sanksi dari PBB maupun tekanan AS yang akan menghentikan Korea Utara membangun arsenal.
“Kita harus memiliki senjata nuklir untuk melindungi negara kita, dan itu kebijakan kami untuk memiliki nuklir,” tambahnya.
Pejabat Korea Utara yang lain mengatakan kepada NBC News bahwa mereka sudah memiliki kemampuan untuk mencapai daratan AS dengan roket. Hwang Yongnam, yang berwenang untuk berbicara tentang program rudal negara itu mengatakan Pentagon berbohong ketika mengatakan Korea Utara belum bisa mencapai daratan Amerika Serikat dengan senjata.
Bukan itu saja, menurut Ri Won Hyok, seorang pejabat senior yang terlibat dalam program luar angkasa Korea Utara mengatakan Pyongyang juga meluncurkan roket untuk membawa satelit ke ruang angkasa dan sedang berencana untuk pergi ke bulan dan planet-planet lain.
Dia membantah bahwa program roket negara itu telah mendapat bantuan dari Rusia atau Iran dan mengklaim “itu 100 persen milik kita sendiri.”
Namun ilmuwan AS percaya bahwa tidak satupun dari peluncuran Korea Utara sejauh ini termasuk salah satelit yang berfungsi penuh.
