
Tu-4 sedikit lebih berat dibanding B-29. Tetapi memiliki beberapa perbedaan. Paling menonjol, Tu-4 menggunakan mesin Rusia ASh-73TK 2.400 tenaga kuda bukan mesin Duplex Cyclone 2.200 tenaga kuda seperti pesawat aslinya. Selain itu, senapan mesin kaliber .50 yang ada di B-29 digantikan dengan yang jauh lebih berat yakni meriam 23 milimeter.
Tu-4 sedikit lebih lambat dari B-29 dengan kecepatan maksimum 348 mil per jam, tetapi Rusia mengklaim pesawat bisa terbang lebih tinggi dari 36.000 kaki dibandingkan 31.000 B-29.
Beban bom standar juga berbeda. B-29 bisa membawa sampai 20.000 pound bom, sementara Tu-4 membawa enam bom 2.200 pon. Paling menonjol, Tu-4 tidak memiliki kisaran sejauh B-29 , dan terbatas untuk round-trip sembilan ratus mil ketika membawa beban bom yang signifikan.
Dengan masuknya Uni Soviet dalam perang melawan Jepang, Stalin akhirnya mengembalikan salah satu B-29 hilang pada tahun 1945. Dua tahun kemudian, pengamat Barat Aviation Day Airshow di Pangkalan Udara Tushino terkejut melihat formasi terbang dari apa yang tampaknya seperti empat B-29.
NATO menyebut pesawat ini sebagia “Bull,” dan harus buru-buru merencanakan strategi pertahanan udara terhadap ancaman pembom strategis baru.
Resimen Tu-4 pertama diaktifkan pada tahun 1949, dan dua tahun kemudian pesawat ini membuat sejarah. Sebuah pesawat yang dimodifikasi khusus dan disebut Tu-4A menjadi pesawat Soviet pertama yang menjatuhkan bom atom berkekuatan 42 kiloton.
Bom yang disebut RDS-3 Marya dijatuhkan di Semipalatinsk pada 18 Oktober, 1951. Komposit plutonium uranium RDS-3 memiliki kekuatan dua kali senjata nuklir pertama Soviet, RDS-1, yang merupakan bom plutonium-core ala Fat Man.
Sebanyak 847 Tu-4 dibangun hingga 1952, dan pesawat ini menjadi andalan kekuatan pembom strategis Uni Soviet pada tahun-tahun awal Perang Dingin. Namun, Tu-4 tidak memiliki rentang untuk mencapai target di Amerika Serikat dan kembali ke pangkalan. Sejumlah kecil dari pembom dimodifikasi dengan kemampuan pengisian bahan bakar di udara dalam upaya untuk mengatasi masalah ini.

Pada pertengahan 1950-an, Tu-4 mulai digantikan oleh Tu-16 Badger dan Tu-95 Bear. Tu-4 terakhir pensiun dari Soviet pada 1960-an.
Sejumlah Tu-4 digunakan sebagai tempat pesawat test bed awal untuk teknologi pengisian bahan bakar udara, peperangan elektronik, dan pengintaian radiasi.
Stalin juga mengirim sepuluh Tu-4 ke China pada tahun 1953, yang tetap dalam pelayanan sampai tahun 1988.
Tentara Angkatan Udara Pembebasan Rakyat bahkan mencoba mengkonversi dua untuk pesawat sebagai pesawat AWACS pertama, meskipun radar terbukti terlalu besar.
Sumber: National Interest