Salah satu pesawat paling terkenal sepanjang sejarah adalah pembom B-29 yang terbang pada era Perang Dunia II. Pesawat ini pula yang mengakhiri perang tersebut dengan menjatuhkakn bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
Mungkin tidak semua tahu bahwa Uni Soviet juga memiliki pesawat yang sangat mirip dengan B-29, secara harfiah pesawat yang sama. Dan seperti milik Amerika, pesawat Soviet ini juga menjadi pesawat pertama yang menjatuhkan senjata nuklir.
Dalam Perang Dunia I, Rusia memelopori penggunaan pembom berat ketika berhasil membangun Sikorsky merancang Ilya Muromets, biplanes empat mesin yang sangat besar. Pesawat ini sukses untuk menyerang Kaiser Wilhelm Jerman.
Konsep pesawat ini segera menyebar ke semua kekuatan utama, dan dijabarkan ke dalam doktrin pengeboman strategis setelah perang.
Pembom strategis adalah pesawat besar yang membawa beban bom berat dari jarak yang jauh untuk mencapai target strategis di belakang garis musuh seperti pabrik, kilang minyak, jembatan dan lapangan atau kereta api, seperti yang sering terjadi dalam Perang Dunia I dan II.
Dari pelopor situasi berbeda dialami Soviet pada Perang Dunia II. Angkatan Udara Soviet (yang dikenal sebagai VVS) sebagian besar pesawatnya difokuskan untuk memukul target dekat ke garis depan. VVS hanya menerjunkan 93 pembom strategis empat mesin baru Pe-8 selama perang. Sementara Inggris dan Amerika Serikat mengerahkan ribuan pembom berat.
Program senjata paling mahal Amerika Serikat selama Perang Dunia II adalah pengembangan dari pembom strategis B-29 Superfortress. B-29 melebihi pendahulunya dalam hal kecepatan, jangkauan dan beban bom. Pesawat ini juga memiliki senjata defensif senapan mesin remote control dan membawa 11 awak.
B-29 baru dikerahkan ke teater Pasifik mulai pada tahun 1944, di mana sejumlah besar mereka melancarkan serangan di pulau-pulau Jepang termasuk pemboman atom Hiroshima dan Nagasaki, serta pemboman mematikan dari Tokyo. Unit pertama beroperasi dari pangkalan di di pangkalan Laut China Selatan.
Pada saat itu, Uni Soviet menerima pesawat dari Amerika Serikat melalui program Lend-Lease, sehingga Moskow dua kali meminta agar Amerika Serikat mengirim B-29. Tetapi Washington menolak.