
Dua pejabat pertahanan Amerika meyakini Houhti telah menggunakan senjata Iran dalam upaya menyerang Destroyer USS Mason milik US Navy. Sementara radar yang ditargetkan oleh AS kemungkinan besar ada jauh sebelum runtuhnya pemerintah Yaman pada 2012.
Analis Hudson Institute Bryan McGrath, mantan kapten kapal, mengatakan kepada The Daily Beast secara teori, dua kapal perusak Amerika yang ada di tempat itu bisa menentukan lokasi radar dengan triangulating sinyal sensor.
Tetapi paling mungkin deteksi atau pelacakan situs radar menggunakan satelit atau pesawat tanpa awak Amerika. Kemungkinan lain juga menggunakan operasi pasukan khusus di darat untuk menentukan lokasi radar.
“Sangat sulit bagi kapal untuk melakukan seperti ini tanpa penargetan eksternal,” kata McGrath.
Tom Cooper, seorang analis militer independen dan penulis, mengatakan kepada The Daily Beast bahwa rudal Houthi itu kemungkinan adalah rudal jelajah C-801 buatan China yang kerap disebut mirip dengan Exocet buatan Prancis.
Houhti diduga menerima senjata dan perlengkapan melalui Iran, tapi mungkin C-801 yang digunakan juga milik pemerintah Yaman sebelumnya.
Pada tahun 1995, angkatan laut Yaman memperoleh tiga kapal perang yang diperenjatai dengan senjata CHina.
Kapal dan rudal ini bisa saja jatuh ke tangan Houthi karena semakin banyak militer Yaman membelot ke Houthi dalam beberapa tahun terakhir.
Houthi bisa memasang C-801 pada truk dan memasangkan mereka dengan radar pencarian laut untuk membentuk semacam kekuatan untuk menyerang kapal.
“Tebakan saya, bahwa ada unit yang terdiri dari mantan perwira dan pelaut dari angkatan laut Yaman yang telah memihak Houthi dan yang mengoperasikan rudal ini sekarang,” kata Cooper.
Serangan ke USS Mason bukanlah yang pertama. Pada tanggal 9 Oktober, setelah serangan udara di pemakaman Sanaa, pasukan Houthi menembakkan dua rudal ke USS Ponce, sebuah kapal serbu amfibi yang juga dikirim ke Teluk Aden bersama USS Mason dan USS Nitze. Mason yang bertugas mengawal Ponce, menembakkan rudal permukaan ke udara, untuk menembak jatuh rudal Houthi. Rudal Houthi yang lain jatuh tidak tepat sasaran.
Pasukan Houthi menyerang untuk kedua kalinya pada 12 Oktober, menembak setidaknya satu rudal ke USS Mason. Destroyer ini kembali menembakkan rudal untuk melawannya.
Beberapa jam kemudian perusak USS Nitze meluncurkan rudal jelajah Tomahawk ke tiga instalasi radar yang dicurigai membantu mengarahkan serangan Houthi.
Jika AS Navy berhasil menghancurkan radar unit Houthi, truk dan rudal mereka mungkin masih menjadi ancaman jika dapat memperoleh sensor pengganti. “Amerika Serikat akan menanggapi ancaman lebih lanjut pada kapal kami dan lalu lintas komersial dengan cara yang sesuai,” kata Peter Cook, juru bicara Pentagon.