Angkatan Laut Amerika sudah melesatkan tiga rudal Tomahawk untuk menyerang tiga situs radar milik Houthi Yaman. Ini adalah keterlibatan pertama Amerika dalam perang di negara tersebut.
Namun demikian Pentagon berharap hal ini tidak menjadikan mereka harus memulai perang baru lagi.
Sejauh ini, para pejabat Pentagon tidak ditarik untuk terlibat dalam konflik lebih luas di negara tersebut. Mereka menyebut serangan yang dilakukan pada Rabu sebagai upaya untuk membela diri. Tetapi pada saat yang sama, para pejabat pertahanan mengatakan mereka siap untuk menyerang lagi, jika Houthi terus mengancam kebebasan pelayaran di jalur penting tersebut.
“Terserah mereka [Houthi],” kata seorang pejabat pertahanan kepada The Daily Beast Sabtu 15 Oktober 2016. “Tapi jika mereka tidak pintar, mereka akan terus melakukan hal ini [menyerang kapal negara lain].”
Houthi yang didukung Iran telah bertempur untuk melawan mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, sekutu AS yang dipaksa mundur dari kekuasaan pada 2012. Sejauh ini keterlibatan Amerika Serikat sebatas memberi dukungan logistic kepada koalisi pimpinan Arab Saudi yang sejak 2015 lalu telah melakukan kampanye militer di Yaman untuk melawan Houthi.
Pejabat Pentagon mengakui bahwa wilayah di sekitar Yaman dalam kondisi rapuh karena serangan terus-terusan. Saudi kerap dituduh melakukan serangan yang menyasar target sipil.
Setelah serangan Amerika, beberapa jam kemudian Iran mengumumkan mereka telah mengirim dua kapal perang ke Teluk Aden. Pejabat Iran mengklaim penyebaran ini telah direncanakan sejak lama dan tidak terkait dengan serangan Amerika ke Houthi.
“Kapal Iran Alvand dan Bushehr telah dikirim ke Teluk Aden untuk melindungi kapal-kapal dagang dari pembajakan,” menurut Tasnim, kantor berita semi resmi Iran.
Juru bicara Pentagon Peter Cook tidak memberikan informasi apapun tentang intelijen AS untuk menyimpulkan Houthi berada di balik peluncuran rudal ke kapal perang Amerika. Sejauh ini Houthi membantah telah menyerang kapal Amerika, meski mereka mengaku dengan bangga telah menyerang kapal Uni Emirat Arab dengan rudal hingga rusak parah.
Kritikus khawatir bahwa setiap serangan dan counterstrike bisa menarik AS semakin jauh ke dalam konflik. Pasukan AS sudah melakukan serangan udara di Suriah, Irak, Afghanistan, dan Somalia.
“Para pemberontak telah lama berpendapat bahwa bantuan logistik dan dukungan intelijen Amerika untuk koalisi Saudi membuat Washington sebenarnya telah berperang dengan Houthi. Serangan rudal jelajah terhadap situs radar Yaman hanya akan menambah narasi anti-Amerika,” kata Bruce Riedel, mantan analis CIA yang saat ini menjadi peneliti di Brookings Institution.