
Dave Majumdar, editor pertahanan National Interest dalam artikelnya menyebutkan dalam pertarungan di luar jangkauan visual, teknologi memainkan peran yang lebih besar, tapi taktik, pelatihan dan prosedur adalah kunci. Kelompok jet tempur harus saling berkoordinasi dan AWACS atau pengendali darat.
Baik Su-35 maupun Typhoon saat ini dilengkapi dengan radar aktif active electronically scaned array yang menjadikan keduanya memilik kemampuan yang baik di luar jangkauan visual.
Kedua jet dirancang untuk kecepatan tinggi, dan membidik targert dari luar jangkauan visual. Tapi tidak diketahui seberapa efektif sistem identifikasi tempur Rusia. Sementara Typhoon memiliki kokpit dan yang sangat baik-jauh lebih baik dari apa yang terdapat pada varian Flanker saat ini.
Typhoon juga memiliki satu keuntungan lainnya. Dalam tahun-tahun mendatang, RAF akan mulai menyebarkan rudal MBDA Meteor yang merupakan rudal jarak jauh bertenaga ramjet yang akan menjadi senjata di luar visual terbaik dibandingkan yang lain.
Rudal ini akan menjadi kartu truf bagi pilot Typhoon setidaknya hingga Rusia mampu mengembangkan rudal yang setara.
Tidak bisa dibantah bahwa jet Rusia tertinggal dalam hal teknologi setelah selesainya perang dingin. Su-30 dan Su- 35 adalah jet tempur yang sangat baik dan di beberapa titik melebihi pesawat tempur barat.
Tetapi sampai saat ini Rusia masih tertinggal dalam hal sensor dan sistem penargetan. Dan ini menjadi titik unggul Typhoon yang harus diwaspadai Su-35