Dengan ketegangan antara Eropa dan Rusia terkait konflik Ukraina, NATO telah meningkatkan patroli udara mereka di kawasan udara negara Baltik yakni Estonia, Latvia dan Lithuania. Selain itu Angkatan Udara AS juga sering menyebarkan pesawat untuk membantu pengawasan udara di tiga negara bekas Soviet ini.
Bagi banyak dari mereka kekuatan Eropa, termasuk Inggris, Jerman, Italia dan Spanyol, memilih Eurofighter Typhoon untuk dikirimkan dalam misi patroli udara di dekat Rusia tersebut. Awalnya dikembangkan sebagai ras pesawat tempur superioritas udara, Typhoon memilik kelebihan dalam pertempuran udara ke udara.
Sementara Rusia memiliki sejumlah pesawat tempur yang tidak kalah tangguh. Yang terbaru dan yang paling diandalkan adalah Su-35 yang merupakan turunan terakhir dari Flanker. Pertanyaannya bagaimana jika kedua pesawat bertemu dalam sebuah pertempuran di langit?

Pilot Typhoon Angkatan Udara Inggris beberapa kali berlatih dengan Su-30MKI Angkatan Udara India dan menemukan kenyataan bahwa pesawat ini memiliki kemampuan tinggi sehingga latihan benar-benar telah menjadikan mereka memiliki pengalaman untuk lebih dekat dengan pesawat pendahulu Su-35 tersebut.
“Kesan pertama dari Flanker adalah sangat positif,” kata Chris Moon, Wing Commander commander of 3(F) Squadron dalam sebuah pernyataan.
“Ini adalah pesawat luar biasa dan itu menjadi sangat istimewa bisa mengoperasikan bersama Typhoon kami.”
Personel India juga mengaku cukup terkesan dengan kemampuan Typhoon dan mencatat bahwa kemampuan kedua pesawat ini berimbang. Meski sebelumnya peserta latihan India mengklaim menang telak tetapi kemudian klaim itu dicabut oleh Angkatan Udara India.
“Keduanya pesawat generasi keempat dan kemampuannya merata,” kata Avi Arya, pemimpin tim latihan. “Dalam situasi seperti ini siapa yang duduk di pesawat akan menjadi sangat menentukan.”
Arya mencatat, jet tempur generasi keempat seperti Su-35 atau Typhoon akan menawarkan kinerja yang sebanding. Pilot dari setiap jenis pesawat harus belajar bagaimana untuk mengoperasikan pesawat mereka hingga batas kemampuan mereka. Itu berarti memanfaatkan kekuatan pesawat Anda dan menghindari kesalahan.
Dalam kasus Flanker, pilot harus benar-benar mampu menggunakan low speed handling yang sempurna berkat thrust vectoring, tingkat turn yang sangat tinggi dan sangat baik Sementara pilot Typhoon juga harus mampu mengekspolitasi kemampuan pesawatnya secara maksimal terutama untuk menutup kelemahannya dalam kemampuan sudut serang tinggi.
Kesimpulannya, dalam pertarungan jarak pendek kemenangan Su-35 dan Typhoon akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan keberuntungan pilot masing-masing.