Sebelumnya dilaporkan Destroyer Angkatan Laut Amerika USS Mason lolos dari serangan rudal yang ditembakkan Houthi di Yaman. Sedikit terungkap bagaimana kapal itu bisa lolos dari maut tesebut.
USNI News melaporkan Selasa 11 Oktober 2016, setelah menjadi target dua rudal rudal yang diluncurkan saat di lepas pantai Yaman, USS Mason, menembakan dua rudal pertahanan untuk melawan.
Tigak rudal ditembakkan untuk melindungi dirinya sendiri dan melindung USS Ponce, sebuah kapal serbu amfibi, setelah mereka mendeteksi rudal jelajah yang diduga ditembakkan militan Houthi di pantai Yaman.
Sumber militer kepada USNI News mengatakan USS Mason meluncurkan dua Standard Missile-2 (SM-2) dan Peningkatan Sea Sparrow Missile (ESSM) untuk mencegat dua rudal yang masuk, juga menggelar umpan rudal Nulka sekitar pukul 07:00 waktu setempat. Insiden ini terjadi antara Eritrea dan Yaman.

Namun belum jelas apakah rudal yang ditembakkan itu menghantam sasaran atau memang rudal yang menyerang mereka memang tidak mencapai sasaran. Rudal yang menyerang diperkirakan buatan China tahun 1990-an yang dipasok ke gerilyawan Houthi oleh Iran.
Sebelumnya HSV Swift, kapal eks Angkatan Laut Amerika Serikat hancur ditembak rudal yang ditembakkan oleh militan Houthi.
Pentagon menegaskan kepada Business Insider mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut, tetapi tidak akan mengkonfirmasi tentang penembakan rudal SM-2. Pentagon hanya mengatakan bahwa “penanggulangan defensif” telah diambil.
SM-2, dalam pelayanan dengan Angkatan Laut AS selama lebih dari 20 tahun dengan harga hampir US$1 juta atau sekitar Rp13 miliar untuk satu rudal.